Agar Anak yang Lahir Berjenis Kelamin Laki-laki atau Perempuan

Kehadiran seorang anak adalah anugerah dan impian setiap keluarga, apalagi jika jenis kelaminnya sesuai dengan yang diinginkan. Namun, tidak semua orang beruntung bisa mendapatkan jenis kelamin bayi sesuai keinginannya. Misalnya, agar anak kita berurutan selang sekar (perempuan—laki-laki— perempuan—laki-laki). Tetapi, sebenarnya jenis kelamin bahkan urutan kelahiran anak bisa diatur sesuai keinginan.

Hal ini bisa dilakukan dengan bantuan ilmu pengetahuan dan penerapan teknik berhubungan intim yang direkomendasikan para ahli. Dengan cara memahami siklus haid, masa ovulasi, sifat dari kromosom X dan Y sebagai pembawa unsur jenis kelamin, rekayasa lingkungan rahim, serta waktu dan teknik berhubungan intim, sangat memungkinkan bagi pasangan suami istri untuk menentukan jenis kelamin anak yang mereka inginkan.

Merencanakan jenis kelamin anak bukanlah sesuatu yang gaib, karena sel telur dan sperma merupakan benda hidup yang bisa dilihat menggunakan mikroskop sehingga memungkinkan untuk direkayasa dalam pembuahannya. Teori medis dengan teknik tertentu telah mampu membuktikan bahwa kromosom X dan Y sebagai pembawa unsur jenis kelamin perempuan dan laki-laki.

Misalnya, dari konsep dasar teori Akihito bahwa setiap sperma mengandung dua unsur kromosom, yaitu X dan Y. Sementara itu, sel telur hanya memiliki kromosom kembar X dan X. Teori sederhananya adalah jika sperma X membuahi sel telur, maka terbentuklah janin perempuan. Sebaliknya, jika sperma Y yang membuahi sel telur maka terbentuklah janin laki-laki.

Hal yang perlu diketahui adalah bentuk dan sifat dari sperma Y. Sperma Y bentuknya bundar, warnanya lebih terang, ukurannya sepertiga dari sperma X, lebih lincah, tetapi mudah mati. Untuk memperoleh bayi laki-laki, pembuahan sebaiknya dilakukan pada saat sel telur telah matang dan siap dibuahi (cara mudahnya, lakukan hubungan intim tepat pada saat terjadi ovulasi). Ovulasi atau proses pelepasan sel telur dari indung telur terjadi setiap bulannya di antara dua siklus menstruasi.

Bagi wanita yang siklus menstruasinya 30 hari, masa ovulasinya diperkirakan antara hari ke-14 hingga hari ke-16 di antara kedua siklus menstruasi. Misalnya, wanita yang menstruasi tanggal 10 Mei dan haid berikutnya tanggal 9 Juni, maka masa ovulasinya antara tanggal 24—26 Juni. Tepatnya ovulasi selalu terjadi saat 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.

Bila menginginkan bayi laki-laki, dianjurkan untuk melakukan hubungan intim pada tanggal 26 Juni atau setelahnya. Hal ini disebabkan sel telur telah matang dan lepas sehingga siap untuk dibuahi. Untuk menjaga agar jumlah dan mutu dari sperma Y maksimal, pria dilarang melakukan hubungan intim dengan istri selama lima hari menjelang ovulasi ditambah dua hari selama ovulasi. Mudahnya, suami harus berpuasa melakukan hubungan intim selama tujuh hingga delapan hari.

Bagaimana dengan metode lainnya? Pengaruh apa saja yang menentukan jenis kelamin anak?  Di dalam buku “Mau Anak Laki-laki atau Perempuan? Bisa Diatur” terbitan AgroMedia Pustaka ini akan dijelaskan secara mudah dan praktis sehingga Anda bisa mengambil metode sesuai keinginan dan kesepakatan Anda dengan pasangan.

Selain itu, dijelaskan pula mitos-mitos yang selama ini banyak diyakini mempengaruhi jenis kelamin dalam kehamilan seseorang, sistem reproduksi manusia, kemandulan, kesuburan, waktu dan teknik berhubungan intim untuk merencanakan jenis kelamin, dan hal lainnya seputar ilmu yang penting diketahui oleh pasangan suami-istri.

Buku yang ditulis oleh Surya Gunawan ini merupakan dorongan dari rasa ingin berbagi pengalaman dan kebahagiaan dengan para pasangan suami istri yang mengalami kesulitan dalam merencanakan jenis kelamin sang buah hati. Dalam buku ini, ia mencoba menjelaskan secara mudah, praktis, dan sistematik berbagai hal yang berhubungan dengan proses untuk memperoleh seorang anak. Apakah laki-laki atau perempuan? Tergantung apa yang Anda inginkan.

Selamat mencoba!

 

Related Post