Istilah Re-parenting Journey masih terasa baru bagi kita para orangtua. Sebuah wawasan seputar dunia parenting yang dekat dengan mengasuh mental. Hal ini juga terkait hal yang praktis dan cocok bagi para orang tua yang sedang mencari-cari solusi dan membenahi diri dalam soal kehidupan rumah tangga dan pengasuhan anak.
Pendeknya, Re-parenting menjadi semacam terapi kesehatan mental bagi para orang tua terkait pasangan hidup dan anak-anaknya. Pola pengasuhan kembali khusus bagi para orang tua yang mulai sadar untuk refresh kehidupan diri, pasangan, dan anak-anak agar lebih baik lagi.
Sebagai sebuah pengantar, untuk memahami dan mengenal Re-parenting Journey secara lebih baik, Anda perlu mengetahui bahwa hal ini secara umum terkait dengan psikologis pasangan dalam “bahtera” rumah tangga. Dalam Re-parenting Journey, pertanyaan dan persoalan masa lalu dari kedua pasangan diyakini menjadi “bekal” saat seorang pasangan menjalin hubungan dan mengasuh anak-anaknya.
Maka inilah alasan penting yang dilihat dari Re-parenting Journey, ketika pola asuh anak bagian dari cerminan diri dari masa lalu kedua pasangan. Kondisi luka batin dan trauma pada masa lalu, baik yang disadari maupun diabaikan, akan berpengaruh pada seharian pasangan dalam hidupnya, termasuk dalam pola mengasuh anak.
Apakah dalam keseharian Anda bersama pasangan yang penuh kedamaian dan kasih sayang pada pasangan, anak, dan lingkungan, ataukah sebaliknya. Tugas dari Re-parenting menjadi semacam alat “pemindai masa lalu” untuk mendeteksi dan memperbaiki kondisi-kondisi “masalah pada masa kini” terkait kehidupan pasangan dan dalam mendidik anak-anak mereka.
Harapannya saat kita dapat memahami betapa pentingnya mengasuh ulang (re-parenting) jiwa kecil kita, demi kebahagiaan diri dan anak-anak kita. Selain itu, metode “mengasuh ulang diri sendiri” adalah upaya memutus rantai pola asuh yang diturunkan dari generasi ke generasi, yang terkadang kurang cocok atau tidak sesuai dengan kebutuhan zaman.
Harapan penting lainnya dengan memperbaiki beban diri pada masa lalu, masa kini akan berproses membaik, penuh kebahagiaan, dan kedamaian dalam penghadapi persoalan-persoalan keseharian.
Mungkin Anda menjadi salah satu orangtua atau beberapa orangtua yang membutuhkan bimbingan dari buku Re-parenting Journey. Sebelum sampai ke dalam buku ini, dan bertambah penasaran, ada baiknya menyimak ulasan dan testimoni para pembaca buku Re-parenting Journey.
Walaupun Re-parenting Journey masih menjadi hal yang baru, sambutan hangat dan antusias para pembaca buku Re-parenting Journey layak diapreasi. Bagaimana dengan testimoni pembaca buku Re-parenting Journey, yuk kita simak di bawah ini:
Akun Instagram rani_anggraeni_dewi_
Kedua penulis buku ini membantu menjadi orangtua lebih baik mnjlnkan perannya melalui pnglamannya sendiri. Senangnya bisa ikut berkontribusi. Bangga deh dengan Aleima Sharuna dan Lusy Sutedjo. Selamat yah dgn karyamu. Keren banget, enak lihatnya dari halaman pertama hingga akhir, bahasanya renyah populer, paparannya mengalir daaaan ukuran hurufnya sesuai dgn kondisi mataku 😀Selamat ! ❤️🌹 eh kalian semua yng baca feed ini musti baca buku ini yaaa 🤗😍
View this post on Instagram
Akun Instagram fransisca_kumalasari
Mulai dari bab pendahuluan udah ngerasa relate banget, baik ke pengalaman pribadi maupun sharing dari beberapa teman dan klien.
View this post on Instagram
Akun Instagram yantchan21
Membaca buku ini seperti berkaca pada memori kita saat kecil dan lingkungan yang terbentuk hingga kita dewasa ini.
Salah satu BAB yang paling ngena banget bagi saya yaitu Money Problems (Uang, Emosi, dan Masa Lalu) seakan menampar sekali bagi saya dan akhirnya bisa memahami kenapa saya begini, kenapa pasangan saya begitu.
Buku ini wajib banget dibaca tidak hanya untuk para orang tua, calon orang tua, juga para guru sebagai pendidik dan terutama kaum single, sebelum menemukan pasangannya pastikan bahwa mereka sudah selesai dengan dirinya, karena kita tidak pernah tahu pola asuh yang terbentuk di masa lalu dengan pasangan kita.
View this post on Instagram
Akun Instagram jengtoet
HANYA KAMU YANG BISA
GoodFellows, apa kabar?
Jiwa kecil yang terluka dimiliki oleh hampir seluruh MA-NU-SI-A di dunia ini. Tidak ada kompetisi di sini tentang jiwa kecil siapa yang paling terluka atau yang paling tidak terluka.
Proses penyembuhan jiwa kecil yang terluka TIDAK ADA yang instan. Semua membutuhkan waktu dan itu merupakan self-journey. Tidak ada patokan pasti. Sama seperti sel kanker, dia bisa datang kembali meskipun penderita dinyatakan bebas kanker.
Buku Re-parenting Journey menjadi MUST HAVE BOOK buat kamu yang berkesadaran untuk mengasuh kembali jiwa kecil di dirimu yang terluka, terabaikan dan teraniaya. @aleimasharuna dan @lusysutedjo menuliskannya dengan bahasa sederhana, mudah dipahami dan sangat terkoneksi dengan diri kita. Ga heran, begitu baca halaman pertama aku ngerasa kaya buka album kenangan. Kok aku banget.
Buku yang aku rekomendasikan juga ke para klien dengan isu serupa. Dan semua bilang: Mbak, buku ini aku banget!
View this post on Instagram
Bagi yang penasaran dan ingin mempraktikkan buku Re-parenting Journey, silakan kunjungi toko buku Gramedia atau toko buku lain terdekat dengan tempat tinggal Anda. Bisa juga dengan mengunjungi toko buku online pilihan Anda. Salam re-parenting!