Belajar Bisnis Hidroponik dari Roni “Kebun Sayur”


Jeli melihat peluang, hobi apa pun bisa diubah menjadi peluang bisnis. Seperti halnya berkebun ala Hidroponik. Mungkin awalnya banyak yang mengira hidroponik hanya dijadikan hobi berkebun. Nah, jika melihat dan mendengarkan cerita langsung dari Roni Arifin, praktisi dan pemilik kebun sayur, hidroponik ternyata sebuah peluang bisnis yang memiliki target pasar yang luas. Berikut ceritanya.

 

Pengusaha hidroponik yang telah merintis usaha sejak 2011 ini memiliki kapasitas produksi sayuran mencapai lebih dari 1,5 ton per bulan. Melihat jumlahnya, tentu ini bukan sekadar hobi lagi, namun memang untuk tujuan berbisnis. Keseriusan ini bisa dilihat dari area lahan produksinya yang luas dan memiliki green house.

Di awal 2016, Roni sudah memiliki banyak jaringan pemasaran untuk menyalurkan aneka sayurannya. Di antaranya ada 5 hotel, 15 supermarket, dan 2 usaha katering di sekitar Jakarta. Walaupun terlihat sudah stabil dalam penyaluran sayurannya, ternyata permintaan konsumen cukup tinggi, sehingga permintaan tidak terpenuhi. Hal ini disebabkan ketersediaan sayuran hidroponik yang belum tercukupi.

Mengapa mulai banyak konsumen tertarik pada sayuran hidroponik? Dari sisi rasa, sayuran hidroponik terasa lebih manis dan berair. Sementara di sisi visual, daun sayuran terlihat lebih fresh dan hijau terang. Inilah yang membedakan dengan jenis sayuran yang ditanam dengan media tanah. Yang tak kalah penting, pilihan nilai kesehatan dan kualitas dari hasil tanaman hidroponik menjadi alasan tersendiri orang mengonsumsinya. Kebiasaan mengonsumsi sayuran hidroponik nampaknya menjadi pilihan di level menengah ke atas.

Seperti yang telah disebutkan di atas, untuk memulai lahan hidroponik yang berskala bisnis, dibutuhkan banyak green house atau lahan hidroponik yang luas. Lahan yang luas untuk memiliki harapan produksi lebih banyak dan bisa memenuhi pasokan kebutuhan pasar sayuran hidroponik. Alasan tanaman hidroponik diproduksi di area green house, untuk menjaga kualitas dan pematangan tanaman serentak dan ukuran terlihat seragam. Dengan green house, risiko terserang hama pun akan sulit.

Apa saja jenis sayur yang diminati oleh konsumen? Menurut Roni, setidaknya ada empat jenis tanaman yang berpeluang untuk bisnis hidroponik: kale, green oakleaf lettuce, red oakleaf lettuce, dan romaine lettuce.

Nah, mengenai strategi pemasaran, Roni memberikan beberapa tip sederhana. Misalnya, membuat sampel hasil sayuran hidroponik yang dilengkapi dengan brosur dan nomor telepon. Sampel tersebut sampaikan langsung ke target pasar; misalnya hotel dan restoran. Menurut pengalamannya cara ini cukup efektif. Selain itu, berpromosi dan memberi ciri khas pada produk, menjadi bagian penting yang disarankan Roni.

Aktivitas berkebun modern ini memang sangat bisa diajak masuk ke wilayah bisnis. Lalu apa yang membuat Anda tergerak menekuni hidroponik, sekadar hobi atau bisnis? Jika alasannya untuk bisnis, sebuah pilihan yang tepat belajar langsung dari praktisi seperti Roni Arifin. Dari pemilik Kebun Sayur ini kita bisa belajar cara memproduksi sayuran dan buah untuk kapasitas besar, seperti untuk keperluan suply supermarket.  Seru juga kan?

Sebagian besar ilmu praktis telah dituliskan Roni Arifin dalam bukunya “Bisnis Hidroponik ala Roni Kebun Sayur.” Dalam buku ini banyak diberikan bocoran seputar peluang bisnis, cara membangun greenhouse dan instalasi hidroponik hemat biaya, cara merawat sayuran hidroponik, hingga trik pemasarannya. Di akhir buku terbitan Agromedia ini, Roni juga membagikan cara menganalisis bisnis hidroponik.

Ayo, berkebun hidroponik untuk berbisnis. Menekuni hobi yang berkebun dan berefek pada peluang bisnis tentu asyik kita coba, bukan?

 

 

 

 

 

 

 

Related Post