Bioetanol: Solusi Tepat Mengatasi Krisis Bahan Bakar

Krisis energi, baik BBM maupun listrik, tidak hanya mencuat di Indonesia, tapi juga telah menjadi opini global di seluruh dunia. Naiknya harga minyak dunia, membuat isu BBM semakin panas karena alasan beban subsidi yang harus ditanggung pemerintah semakin tinggi. Karenanya, pemerintah sedang berusaha keras untuk menaikkan harga BBM untuk mengurangi beban tersebut. Jika ini kenaikan ini terjadi, tentu konsekuensinya rakyat akan semakin terjepit oleh kenaikan ini dan diikuti oleh kenaikan harga-harga barang lainnya.

Sebenarnya krisis energi ini disebabkan oleh ketergantungan industri dan otomotif terhadap minyak bumi. Akibatnya, kebutuhan minyak bumi semakin melonjak dari tahun ke tahun. Sementara itu, belum dikembangkannya secara serius untuk mendapatkan sumber alternatif bahan bakar lain, seperti bahan bakar yang bersumber dari organik atau disebut biofuel. Belum lagi cadangan minyak bumi semakin menipis sehingga krisis ini benar-benar akan mencapai klimaksnya di masa yang akan datang.

Menurut hemat kami, sebelum masa krisis puncak ini datang, kita segera memulainya dari sekarang dengan mencari dan mengembangkan bahan bakar organik. Bahan bakunya sangat melimpah, terutama di Indonesia yang memiliki cakupan wilayah dan lahan yang sangat luas serta didukung oleh kondisi tanah yang subur. Banyak sumber nabati yang bisa dijadikan biofuel. Salah satunya yang sangat mudah dibudidayakan ialah tanaman singkong atau ubi kayu.

Ubi kayu bisa diolah menjadi etanol melalui proses pengolahan hidrolisasi, yaitu proses konversi pati menjadi glukosa. Lalu diproses kembali secara fermentasi, yaitu proses konversi glukosa menjadi etanol dan CO₂. Kemudian dimurnikan untuk menghilangkan kadar airnya hingga kadar etanolnya menjadi 99,5%. Bioetanol sangat ramah lingkungan, karena gas buang yang dihasilkan tidak seburuk yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar minyak bumi.

Keuntungan mengembangkan bioetanol dari bahan baku ubi kayu ini sangat banyak, baik dari sisi sosial, profit, maupun untuk aspek lingkungan. Masyarakat petani singkong akan terbantu dengan meningkatnya produktivitas pertanian singkong dan harganya pun akan meningkat pula. Lapangan pekerjaan akan bertambah seiring dengan pemanfaatan lahan untuk penanaman singkong serta pihak-pihak yang terkait dalam perputaran bisnis bioetanol ini.

Berkenaan dengan itu, AgroMedia telah lama menerbitkan buku Bioetanol Ubi Kayu; Bahan Bakar Masa Depan untuk menjembatani masyarakat Indonesia dalam kepedulian terhadap krisis bahan bakar melalui sebuah solusi informasi terkait informasi dan ilmu pembuatan bioetanol. Buku ini akan mengajarkan Anda secara bijak dan mudah dalam menerapkan bioetanol untuk kebutuhan industri dan bahan bakar.

Buku ini ditulis oleh beberapa pakar di bidang energi bioetanol yang telah mendapatkan sambutan baik dari berbagai pihak, seperti menteri pertanian, menteri negara lingkungan hidup, rektor Institut Pertanian Bogor, dan ketua tim nasional pengembangan BBN. Tidak ada salahnya, Anda pun bisa mengerti di bidang sumber daya bahan bakar nabati ini untuk kehidupan masa depan yang lebih baik. Dengan tujuan, untuk mengurangi krisis energi, pencemaran lingkungan, dan peningkatan pendapatan masyarakat berbasis industri nasional. 

Related Post