Biaya yang dibutuhkan lebih murah dibandingkan membuat kolam konvensional. Untuk asumsi 20 tong saja, hanya mengeluarkan tidak lebih dari 4 juta rupiah. Keuntungannya sekitar 60% dari total penjualan hasil panen.
Efisiensinya lebih tinggi. Anda tidak akan kerepotan memberikan perawatan media tanam, pemberian pakan, dan pemanenan. Pasalnya, media tong atau terpal mudah dijangkau laksana menanam pohon di dalam pot. Medianya pun bisa dipindah-pindah sesuai kebutuhan.
Konsumsi belut sangat tinggi. Baik di pasaran lokal maupun luar negeri, belut masih kekurangan pasokan untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi belut. Pangsa pasar ekspor belut di dunia sangat tinggi. Permintaan belut dari negara-negara Uni Eropa hingga kini belum terpenuhi.
Oleh sebab itu, prospek bisnis belut sangat menjanjikan. Peternak tidak perlu merasa takut hasil panennya tidak ada yang beli. Jika disalurkan atau bekerja sama dengan mitra yang bisa dipercaya, pemasaran belut bukan lagi masalah. Contohnya, melalui PT Dapetin, Anda bisa menjalin kerja sama intens dan penuh saling percaya di dalam mengelola dan memasarkan belut.
Selanjutnya, bagaimana langkah-langkah budi daya di dalam tong atau kolam terpal sampai tahap panen? Buku Pembesaran Belut di Dalam Tong & Kolam Terpal yang ditulis Drs. Ruslan Roy, MM & Bagus Harianto ini memberikan jawaban lengkap dan mudah buat Anda.
Buku yang diterbitkan AgroMedia Pustaka ini menjelaskan mekanisme budi daya belut di dalam tong dan terpal. Mulai dari mengenal segala hal yang dibutuhkan, bahan dan peralatan, persiapan budi daya, perawatan, hingga pemanenan.
Selain itu, dibahas pula mengenai prospek komoditi belut saat ini, termasuk analisa usaha budi daya belut di dalam tong dan terpal. Anda akan lebih mudah memahami dan merealisasikannya.
Selamat berkarya! Semoga sukses.