Ikan lele termasuk ikan yang hidup di air tawar, bernilai ekonomis, dan digemari oleh masyarakat luas. Umumnya, ikan lele memiliki warna sedikit kehitaman atau keabuan dengan bentuk yang panjang dan pipih ke bawah, serta tidak memiliki sisik. Ikan lele bisa hidup di perairan yang tenang dan kedalamannya cukup, walaupun kondisi airnya jelek, kotor dan miskin oksigen. Namun, perairannya tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, bahan-bahan yang mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang bisa membuat ikan mati.
Dua jenis lele unggul yang telah beredar adalah lele sangkuriang dan lele phiton. Kedua jenis lele tersebut mampu tumbuh lebih cepat dengan konversi pakan yang lebih rendah. Sehingga saat ini di Indonesia terdapat tiga jenis lele unggul, yaitu lele dumbo, lele sangkuriang, dan lele phiton. Ketiga jenis lele ini adalah jenis bibit yang paling digemari untuk dibudidayakan. Harga bibit ikan lele yang ada di pasaran bervariasi tergantung jenis dan ukuran.
Budi daya ikan lele memiliki banyak keunggulan. Salah satunya bisa dibudidayakan di lahan yang sempit atau terbatas. Budi daya ikan lele bisa memanfaatkan pekarangan rumah yang tidak terlalu luas atau bahkan di dalam ember.
Lalu, ada tahapan yang sangat penting jika ingin membudidayakan ikan lele, yaitu pemilihan benih ikan lele yang unggul. Pertama, pilihlah tempat penjualan ikan lele yang resmi dan sudah tersertifikasi. Tempat yang sudah tersertifikasi biasanya menjunjung tinggi profesionalitas dan juga menjamin kualitas bibit yang dijual. Kedua, perhatikan ukuran bibit. Pastikan jika ukuran bibit lele tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil dari yang lainnya (ukuran sama). Hal ini dimaksudkan agar tidak ada lele yang mendominasi tempat dan pakan ketika sudah dimasukkan ke kolam nantinya. Karena jika ada yang mendominasi, bisa dipastikan ikan yang lebih kecil akan sulit berkembang atau bahkan mati.
Ketiga, perhatikan gerakan bibit ikan lele. Bibit ikan lele yang sehat bisa dikatakan sangat aktif dan cenderung berkerumun atau berkumpul. Jika ada yang terlihat satu atau lebih bibit lele yang cenderung pasif, bahkan diam, kemungkinan besar bibit lele tersebut terganggu kesehatannya (sakit). Keempat, perhatikan warna bibit ikan lele. Bibit ikan lele yang bagus memiliki warna yang lebih cerah dan terang. Hindari bibit lele yang memiliki warna pucat karena berkemungkinan bibit tersebut memiliki kualitas yang rendah atau mengalami stres.
Cara Budidaya Ikan lele
Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan ember berukuran 80 liter. Kita juga harus menyediakan air sebanyak 60 liter, dengan keadaan pH yang baik (pH 6,5—9). Diamkan air yang sudah berada di dalam ember selama 2 hari untuk memperbaiki kondisi air pada saat diisi oleh bibit ikan lele. Setelah lewat 2 hari, langsung tebar bibit ikan lele yang sudah dibeli. Isi masing-masing ember dengan 60—80 ekor bibit ikan lele. Jangan terlalu banyak diisi dengan bibit agar bibit bisa berkembang dengan optimal.
Dalam budidaya ikan lele, tidak perlu terlalu sering mengganti atau menguras air. Karena ikan lele termasuk ikan yang tahan terhadap kualitas air yang minim atau kurang baik. Bahkan, ikan lele dapat hidup di dalam air dengan kondisi oksigen yang sangat rendah. Hal ini karena ikan lele mempunyai alat bantu pernapasan berupa arborescant yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Baiknya air di dalam ember diganti saat sudah tercium bau tidak sedap.
Perhatikan juga kemungkinan adanya virus dan hama pada pemeliharaan ikan lele. Hama pada kolam ikan lele biasanya berupa kucing, burung, ular, atau lainnya yang bisa merugikan Anda dengan berkurangnya jumlah ikan saat panen. Begitu juga dengan virus dan kuman penyakit yang bisa menyebabkan kematian pada satu ikan atau lebih. Karena itu, menjaga kolam agar terbebas dari hama-hama tersebut adalah hal yang perlu dilakukan. Caranya bisa dengan memberikan penutup pada kolam dan tidak memberikan pakan yang berlebihan. Tidak lupa kendalikan hama dan penyakit pada kolam menggunakan produk-produk suplemen organik cair. Suplemen tersebut dapat membuat ikan lele menjadi lebih kebal dan tidak mudah terjangkit penyakit atau virus.
Karena ikan lele bersifat karnivora, pakan terbaik untuk lele adalah pakan yang mengandung protein hewani. Jika diberi pakan nabati, pertumbuhan lele akan melambat. Saat ini sudah banyak tersedia pakan lele berupa pelet. Banyak tersedia di toko-toko pakan ternak atau toko online dengan harga yang bervariasi. Salah satu keunggulan pakan pelet adalah kandungan gizinya, terutama protein sudah disesuaikan dengan kebutuhan ikan lele. Beri pakan kepada lele sebanyak 2—3 kali sehari. Namun, jika hujan, lebih baik jangan diberi pakan karena akan mengubah kualitas pakan dan memengaruhi kualitas air.
Masa panen ikan lele termasuk singkat. Masa panen ikan lele biasanya setiap 3—4,5 bulan sekali dengan ukuran layak konsumsi dengan panjang 20—35 cm dan bobot sekitar 100 gram. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah waktu yang digunakan untuk memanen lele. Hindari waktu siang hari ketika matahari sedang terik karena ikan lele yang terlalu lama dihadapkan pada sinar matahari bisa stres dan mengalami penyusutan bobot tubuh. Lakukan puasa pada ikan lele selama 24 jam sebelum panen. Hal ini bertujuan agar ikan lele dapat bertahan hidup selama masa pengiriman dan kondisinya akan baik jika ingin langsung dikonsumsi.
Terakhir saya menyarankan, budidaya ikan lele harus mempersiapkan betul dari segi modal atau keuangan. Jika hanya memiliki persiapan modal yang setengah-setengah, hasil panen tidak akan memuaskan, bahkan cenderung gagal. Ketekunan dan keseriusan adalah kunci keberhasilan dalam budidaya ikan lele.
Oleh : Marel Bintang Mahardika
Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta