Sebagaimana diceritakan dalam buku “Jamur Ling Zhi” yang ditulis oleh H. Parjimo dan Hardi Soenanto ini, telah banyak pasien yang sembuh total dari penyakit yang diderita masing-masing. Salah satunya ialah Pak Tochri. Ia menderita diabetes mellitus sekaligus terkena tumor payudara. Kemudian, setelah meminum air rebusan ling zhi selama dua bulan, rasa nyeri dan panas di dada kirinya hilang. Bahkan, sekaligus kadar gula darahnya yang tadinya 400 mg/dl turun menjadi 105 mg/dl. Dalam waktu singkat, diabetesnya sembuh dan tumornya hilang, sehingga mengundang keheranan dokter yang memeriksanya.
Khasiat ling zhi sejak berabad-abad lalu sudah populer. Namun, untuk mendapatkannya sangat sulit, sebab persediaan di alam bebas sangat terbatas. Sehingga ling zhi hanya bisa dikonsumsi oleh para keluarga kaisar. Sampai-sampai mereka harus mengutus prajurit pilihannya untuk mencari jamur ling zhi ke negara lain. Jadi, ling zhi sebagai barang langka yang banyak dicari orang.
Akan tetapi, dengan membudidayakan ling zhi, kebutuhan ling zhi bisa dipenuhi sehingga siapa pun bisa ikut mengonsumsinya, baik sebagai minuman kesehatan maupun sebagai obat. Hanya saja, di Indonesia jumlah petani ling zhi masih sedikit. Sebagaimana diungkapkan oleh penulis, Budi daya ling zhi mungkin masih dianggap sebagai suatu usaha baru, spekulatif, dan berisiko. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya informasi, sosialisasi, pengetahuan, keragu-raguan, dan sebagainya.
Buku ini bisa menjadi rujukan dalam mencari informasi, referensi, dan pengetahuan tentang ling zhi. Selain itu, bisa menjadi panduan tepat bagi Anda yang ingin bertani jamur ling zhi.
Di dalam buku ini dibahas tentang ling zhi mulai dari sejarah, kandungan kimia dan nutrisi, senyawa aktif yang terdapat dalam ling zhi, bentuk sediaan, hasil riset ling zhi, kisah kesaksian (testimoni) tentang khasiat ling zhi, sampai kepada budi daya ling zhi ini dari mulai persiapan awal sampai pemanenan dan pemasaran.