Senada dengan tren hidroponik, hobi ber-akuaponik juga kian banyak peminatnya. Kegiatan rekreasi berkebun di lahan sempit ini biasa dilakukan oleh para hobiis. Banyak juga para hobiis yang bergabung dalam komunitas urban farming mencoba metode tersebut, beberapa di antaranya: Indonesia Berkebun, Belajar Bareng Hidroponik, dan Belajar Bareng Akuaponik.
Apa perbedaan sistem hidroponik dengan akuaponik? Seperti para hobiis ketahui, pada hidroponik, metode menanam menggunakan media air tanpa menggunakan medium tanah. Sementara dalam akuaponik adalah gabungan metode menanam tanaman secara hidroponik ditambah dengan pembesaran ikan secara bersamaan. Jika dibandingkan, dari sisi hasil, tentu akuaponik lebih menguntungkan: memanen sayur sekaligus ikan.
Seperti halnya dalam hidroponik, pada akuaponik juga bisa ditanam jenis tanaman sayuran yang biasa dikonsumsi, seperti bayam, kangkung, selada, dan caisim. Sementara itu, ikan-ikan yang dibudidayakan di kolam sebaiknya ikan-ikan konsumsi, seperti ikan bawal, nila, mas, dan patin.
Jika mengamati sistem akuaponik, ada dua keunggulan yang bisa dimanfaatkan sekaligus. Dalam sistem ini, kotoran ikan tersebut diurai dan diolah menjadi mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman. Yang kedua dalam sistem akuaponik, hobiis hanya perlu memberi pakan kepada ikan tanpa perlu menyiram tanaman. Pendeknya, sistem media tanam dengan akuaponik memanfaatkan air secara terus-menerus dari kolam ikan menuju wadah berisi tanaman dan kembali ke kolam ikan.
Bisa dibayangkan, menanam sayuran lewat pipa-pipa pralon, sementara di bawahnya kolam ikan dengan air yang berputar dan mengalir tanpa perlu sering diganti. Inilah salah satu keistimewaan akuaponik.
Panduan membuat akuaponik, terdapat dalam buku Step by Step Komplet Membuat Instalasi Akuaponik Portabel Hingga Memanen. Di buku ini dipaparkan akuaponik sebagai “perkawinan” dari budi daya ikan dengan pertanian hidroponik. Nofiandi Riawan, penulis buku ini menyampaikan setidaknya ada lima keunggulan dari akuaponik portabel: hemat air, bebas sampah, mudah perawatannya, tidak menggunakan bahan kimia, dan sedikit hama.
Dari sekian jenis sistem akuaponik, sistem Deep Flow Technique (DFT) menarik untuk dicoba. Pada sistem ini tanaman tidak mudah mati, sebab dengan aliran air yang tinggi membuat akar tetap terendam air dalam kondisi apa pun, termasuk saat listik mati maupun saat pompa tidak menyuplai air.
Lebih lanjut, langkah merakit penyangga instalasi akuaponik, cara mengoperasikan instalasi akuaponik hingga siap panen, serta cara menyemai, mengenali kombinasi ikan dan sayuran, bisa disimak dalam buku Step by Step Komplet Membuat Instalasi Akuaponik Portabel Hingga Memanen. Untuk video-videonya, bisa dilihat di sini.
Yuk temukan cara asyik, memanen sayuran dan ikan dengan sistem akuaponik lewat buku terbitan Agromedia!