[vc_row][vc_column][themeum_title style=”style2″ position=”center” title=”FOR THE LOVE OF TEA” size=”70″ color=”#b20303″][vc_single_image image=”11600″ img_size=”full” alignment=”center” style=”vc_box_rounded”][vc_empty_space][vc_separator style=”dashed”][vc_empty_space][vc_column_text]Mendengar kata “teh” pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Meskipun secara umum kebanyakan orang mengenal teh sebagai sajian minuman berwarna merah kecoklatan. Padahal begitu banyak varian teh yang telah beredar di dunia hingga saat ini, yaitu white tea, green tea, yellow tea, oolong tea, black tea, dan pu-erh. Uniknya, keenam jenis teh tersebut berasal dari tanaman yang sama, yaitu Camellia Sinensis. Pertanyaannya, kenapa dari satu jenis tanaman mampu menghasilkan beragam jenis teh? Ternyata, ada beberapa faktor yang membuatnya berbeda, di antaranya varietal daun dan proses pengolahannya.

Umumnya, banyak yang belum mengetahui tentang kedua faktor tersebut. Sehingga, ketika kita menikmati teh yang disajikan, kita hanya berfokus pada rasa dan kesegaran yang melintas indra pengecap tanpa memperhatikan jenis teh dan proses pengolahannya. Akibatnya, kita cenderung hanya merasakan lalu hilang begitu saja. Padahal, ad acara mudah untuk mengetahui jenis teh yang dinikmati, yaitu dengan mengamati warna dan bentuknya meskipun hal tersebut tidak 100% menjamin secara tepat kebenaran penilaian.

Menurut Neysa Valeria, penulis buku For The Love of Tea, untuk memperoleh penilaian yang yang lebih tepat, cara paling efektif utnuk membedakan dan mengetahui jenis serta kualitas teh, yaitu dengan cara mencicipinya. Secara lengkap di dalam buku For The Love of Tea karya Neysa Valeria ini akan membahas lebih dalam mengenai Camellia Sinensis dan beberapa hal dalam kehidupan kita sehari-hari yang berhubungan dengan tanaman ini.

 

Tingginya Nilai Ekonomi Pu-Erh

Mungkin sebagian dari kamu telah mengenal teh pu-erh. Yup, teh yang merupakan jenis teh spesial ini aslinya tumbuh di daerah Xishuangbanna, Yunnan, selatan Cina. Jenis teh ini proses pembuatannya pun spesial dibandingkan dengan jenis teh lainnya. Pu-erh dibuat dengan melalui proses fermentasi mikroba dan aging selama beberapa waktu tertentu. Karena itu, jenis teh ini sering disebut sebagai whisky di dunia teh. Biasanya, pu-erh memiliki bentuk kepingan disc, batangan, kotak, jamur, atau pun sarang burung. Umumnya, terdapat dua jenis pu-erh, yaitu sheng pu-erh dan shou pu-erh. Pembeda kedua jenis pu-erh tersebut terletak pada jangka waktu fermentasinya.

for the love of tea neysa valeriaBiasanya, harga pu-erh semakin meningkat seiring lamanya proses aging, meskipun hal ini sama sekali tidak menjamin rasa yang dihasilkan akan semakin nikmat. Pada dasarnya, penentu kualitas dan rasa pu-erh sangat bergantung pada kualitas mao cha (teh pembentuk pu-erh) yang digunakan. Menurut Neysa Valeria, tingginya nilai ekonomi dari pu-erh membuatnya dapat dijadikan hadiah pernikahan hingga warisan di Cina maupun Taiwan. Ingin lebih mengenal pu-erh maupun jenis teh lainnya, mari membaca buku For The Love of Tea terbitan AgroMedia Pustaka.      

 

[/vc_column_text][vc_single_image image=”11723″ img_size=”full” alignment=”center” style=”vc_box_rounded”][vc_empty_space][vc_single_image image=”11724″ img_size=”full” alignment=”center” style=”vc_box_rounded”][vc_empty_space][vc_single_image image=”11725″ img_size=”full” alignment=”center” style=”vc_box_rounded”][vc_empty_space][vc_single_image image=”11726″ img_size=”full” alignment=”center” style=”vc_box_rounded”][vc_empty_space][vc_column_text]

[/vc_column_text][vc_empty_space][vc_single_image image=”11747″ img_size=”full” alignment=”center”][vc_single_image image=”11248″ img_size=”full” alignment=”center” onclick=”custom_link” link=”https://shopee.co.id/For-The-Love-of-Tea-i.270613337.6282542561″][vc_empty_space][/vc_column][/vc_row]