Agromate, masih ingatkah Anda dengan peristiwa longsor sampah yang terjadi di Leuwihgajah, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 silam? Ya, longsor yang menyebabkan lebih dari 150 jiwa melayang ini diduga terjadi karena curah hujan yang sangat tinggi serta ledakan gas metana (CH4) yang terperangkap dalam timbunan sampah. Sejak saat itu, tanggal 21 Februari masyarakat Indonesia memperingatinya sebagai Hari Peduli Sampah Nasional. (menlh.go.id)
Agromate, masih ingatkah Anda dengan peristiwa longsor sampah yang terjadi di Leuwihgajah, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 silam? Ya, longsor yang menyebabkan lebih dari 150 jiwa melayang ini diduga terjadi karena curah hujan yang sangat tinggi serta ledakan gas metana (CH4) yang terperangkap dalam timbunan sampah. Sejak saat itu, tanggal 21 Februari masyarakat Indonesia memperingatinya sebagai Hari Peduli Sampah Nasional. (menlh.go.id)
Ya, permasalahan sampah memang masih menjadi “PR” di Indonesia. Slogan “Dilarang Membuang Sampah Sembarangan” seolah tidak berarti apa-apa jika mengingat masih minimnya kesadaran sebagian besar masyarakat Indonesia untuk membuat sampah pada tempatnya. Padahal, pemerintah juga sudah memfasilitasi tempat sampah di sarana publik.
Sebenarnya, jika kita mau sedikit berusaha, masalah sampah perlahan tapi pasti akan berkurang. Caranya?
Semua tentu dimulai dari diri kita sendiri. Misalnya saja, dengan memisahkan mana sampah organik—non organik, mengurangi pemakaian plastik/kresek, tidak membuang sampah di sungai, melakukan gerakan 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) dan Bank Sampah.
Sampah organik, seperti sisa nasi, sayur, dan buah-buahan. Sampah organik ini dapat Agromate kelola menjadi kompos, mol, dan pupuk organik cair (poc). Sedangkan sampah non-organik, seperti plastik, kertas, dan logam bisa dipilah untuk diserahkan ke Bank Sampah.
Nah, Agromate pastinya sudah tidak asing lagi, kan, dengan keberadaan Bank Sampah? Bank Sampah ini bekerja seperti halnya saat Agromate menabung di bank. Bank Sampah dikelola oleh petugas sukarelawan dan penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank. Tiap warga yang menyetorkan sampahnya juga akan memiliki buku tabungan. (id.wikipedia.org)
Banyak keuntungan yang bisa Agromate peroleh, lho, dari Bank Sampah ini. Selain membantu pengelolaan sampah menjadi lebih teratur, pastinya Bank Sampah membuat lingkungan sekitar kita lebih bersih dan mengubah sampah menjadi barang yang lebih berguna serta memiliki nilai ekonomis.
Meski gerakan ini terbilang masih sangat kecil, namun jumlah kota yang mengembangkan Bank Sampah semakin meningkat. Menurut keterangan yang dikutip dari nationalgeographic.co.id, pada tahun 2012 jumlah kota yang mengembangkan Bank Sampah meningkat dari 22 menjadi 41 kota. Sedangkan, unit Bank Sampah bertambah dari 471 menjadi 585 unit.
Nah, bagaimana dengan Agromate sendiri? Sudahkah Agromate melakukan salah satu cara penanggulangan sampah di atas? Meski demikian, apa pun cara yang Agromate pilih, yuk kita dukung gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020 dengan sepenuh hati. Kita wujudkan Indonesia yang bersih dan nyaman dimulai dari lingkungan kita sendiri.
Selamat Hari Peduli Sampah 2016!
#AgromediaPeduliSampah