Dalam budi daya tanaman hidroponik organik, terdapat dua tahapan dasar yang perlu dilakukan secara rutin. Dua hal ini juga sama dilakukan dalam budi daya hidroponik dengan POC Ki Pahit. Tahapan tersebut adalah penyemaian benih dan tahap pemeliharaan sayuran hingga siap panen.
Penyemaian Benih dan Pemeliharaan Bibit
Penyemaian aneka jenis benih sayuran pada budi daya hidroponik organik diawali dengan mempersiapkan rockwool sebagai media semai, wadah semai berupa tray plastik atau wadah lainnya yang bisa menampung air, dan benih sayuran yang ingin ditanam. Berikut tahapan penyemaian.
Perlu Diperhatikan dalam Penyemaian
- Khusus untuk tanaman sayuran berdaun lebar, seperti sawi, pakcoi, atau selada, lubang pada rockwool hanya dibuat satu buah di bagian tengah. Sementara itu, untuk menghasilkan pertumbuhan yang meninggi, seperti tanaman bayam dan kangkung, lubang yang dibuat perlu lebih banyak, yakni 4—6 buah lubang.
- Untuk hari pertama, sebaiknya benih dijemur langsung terkena paparan sinar matahari dari pagi hanya sampai siang hari. Di hari kedua dan berikutnya, penjemuran di bawah matahari dilakukan dari pagi hingga sore hari.
Pemeliharaan pada Tahap Penyemaian
- Agar bibit tidak layu dan tumbuh terus, rockwool harus senantiasa dalam kondisi lembap. Hal ini bisa dilakukan dengan mengalirkan air ke wadah semai hingga rockwool selalu lembap, tetapi tidak sampai menggenangi rockwool. Cara lain adalah dengan menyemprot rockwool menggunakan sprayer. Lakukan dengan semprotan yang halus agar rockwool terlihat lembap dan bibit tidak rusak akibat semprotan air yang terlalu kencang.
- Jagalah benih dari terpaan hujan ataupun gangguan hama, seperti ayam dan Wadah semaian sebaiknya diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari langsung, tetapi tidak terkena terpaan hujan seperti di dalam green house. Bisa juga dengan memberikan naungan menggunakan plastik UV. Namun, jika tidak terdapat green house atau naungan plastik UV, sebaiknya bibit segera pindahkan ketika akan turun hujan. Pastikan juga lokasi bibit bebas dari gangguan hewan agar bibit tidak diacak-acak, terjatuh, ataupun dimakan.