Bagi pemula yang baru menekuni dunia tanaman hias, yuk intip dan amati prediksi perkembangan dunia tanaman hias di awal 2021 ini. Berikut prediksi tren tanaman hias 2021 dan wawancara kami dengan Lukito Adi, seorang pengamat dan praktisi tanaman hias, serta owner dari Anoila Plant, Depok, Jawa Barat.
Prediksi tren tanaman hias 2021, apakah nama Monstera tetap diburu? Jenis apa yang masih bertahan? Perkiraan di tahun ini, apakah jenis tersebut harganya terus melejit?
Perlu dibedakan antara penggemar tanaman sejati dengan penggemar tanaman dadakan. Penggemar tanaman sejati akan terus ada dan biasanya tidak peduli dengan tren dan jenis tanaman. Penggemar tanaman dadakan muncul ketika ada tren saja. Setelah itu hilang karena merasa ribet merawat tanaman. Nah, untuk tahun 2021 ini menurut prediksi saya, tren tanaman hias tidak akan semoncer 2020. Geliatnya akan menurun. Sekitar pertengahan tahun 2021 pemain-pemain tanaman dadakan ini akan bertumbangan. Bisa jadi karena mereka jenuh atau sejatinya mereka memang tidak suka tanaman, hanya ikut-ikutan tren.
Monstera bisa jadi masih akan diburu, terutama jenis Monstera Deliciosa. Jenis yang pada tahun 2020 sempat jadi buah bibir seperti janda bolong (adansonii) akan semakin dilupakan. Harganya pun akan berangsur normal, kecuali untuk jenis variegata. Semua jenis monstera variegata harga masih akan tinggi karena sifat kelangkaan dan unik. Nah, jenis-jenis variegata ini masih akan jadi perburuan para hobiis kelas berat yang berkantong tebal.
Menurut saya jenis-jenis philodendron masih akan bertahan tetapi harganya tidak akan “segila” tahun 2020. Tanaman ini berdaun eksotis dan gampang perawatannya. Bisa indoor bisa juga outdoor. Jadi ada kecenderungan orang akan memilih tanaman yang gampang dirawat.
Untuk Anthurium apakah akan menjadi tren kembali di tahun 2021? Mengapa dan apa yang membuatnya menarik?
Anthurium di 2020 masih kalah pamor dengan philodendron, tetapi perkiraan saya di 2021, anthurium mulai terangkat pamornya. Karena di akhir tahun 2020, popularitasnya mulai menyodok philodendron, seperti jenis anthurium sirih, cobra, warocqueanum, clarinervium, atau veitchii. Alasan orang memelihara anthurium sama dengan philodendron: mudah dirawat dan daunnya indah. Namun, untuk tren anthurium di 2021 menurut saya tidak akan se-edan tren tahun 2007 silam.
Dari list tren tanaman hias 2021 biasa mengacu pada penilaian pencarian seperti Google. Nama-nama muncul seperti Fishbone Cactus, Velves, aglonema, dan jenis tanaman pakis-pakisan. Mengapa nama-nama itu muncul dan apa daya tariknya?
Wah kalau ini aku gak tahu :). Kalau daya tarik aglaonema sedikit tahu, nih. Dugaanku karena warna dan corak daunnya. Kebanyakan disukai kaum hawa. Saat ini yg banyak peminatnya adalah aglaonema yang berwarna merah, seperti suksom jenis agloanema impor dari Thailand.
Selain nama-nama di atas, adakah prediksi nama lain yang akan melejit di tahun ini versi Anda?
Jenis tanaman baru sepertinya belum ada yang akan melejit. Tanaman-tanaman dari famili Aroid masih akan banyak penggemarnya di 2021. Tanaman-tanaman dengan harga yang masuk akal akan lebih jadi incaran para hobiis, apa pun itu jenisnya. Sebenarnya akhir tahun 2020 muncul jenis keladi-keladian (caladium) yang sempat naik daun dan digemari ibu-ibu, tapi dugaan saya tidak akan lama, karena tanaman ini termasuk rewel, ringkih, dan agak sulit perawatannya.
Apa saran untuk membudidaya tanaman hias yang ingin masuk, baik sebagai penghobi pemula maupun penjual tanaman hias yang masih pemula agar tambah sip?
Penghobi pemula sebaiknya memulai dari jenis tanaman yang perawatannya tidak terlalu ribet dan harga yang tidak terlalu mahal. Jangan cuma ikut-ikutan tren. Beli tanaman mahal tapi tidak bisa merawatnya. Bagi pedagang pemula sebaiknya juga tidak perlu langsung bermain di tanaman-tanaman mahal karena kalau belum punya jaringan yang luas akan sulit menjualnya. Tahan untuk berburu tanaman mahal. Amati dengan seksama dulu tren ke depan seperti apa. Bermainlah di tanaman harga murah sampai medium. Problem para pedagang tanaman saat ini adalah barang cepat habis tapi tidak mampu beli lagi karena harga sudah terlanjur tinggi. Nah, jika harga tanaman turun, justru momentum ini bisa dipakai untuk membeli dagangan lebih banyak. Saya pernah ngobrol dengan penjual tanaman kawakan yang konsisten berjualan tanaman. Dia tetap saja berjualan tanaman, tidak peduli sedang tren atau tidak. “Jangan takut dagang tanaman, saya bisa beli mobil dan menyekolahkan anak sampai kuliah juga dari dagang tanaman. Kalau ada tren seperti ini anggap saja sebagai bonus”, katanya.
Nah, semoga menginspirasi dan bekal untuk pemula yang ingin total menekuni dunia tanaman hias. Ini bukan hanya celah menarik untuk mengisi waktu luang sekaligus aktivitas membuang stres di rumah. Sembari iseng mengisi waktu, syukur-syukur bisa menjadi peluang jual-beli tanaman hias.
Buku rujukan:
Foto dari buku: Merawat Monstera