Penulis : Rama Prihandana, Roy Hendroko, & Makmuri Nuramin
Tebal : 120 bw + 24 fc
ISBN : 979-006-018-1
Harga : Rp 32.000
Tahun 2006 menjadi awal kebangkitan energi karena Presiden RI telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional dan Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain. Kedua ketentuan ini akan menjadi pemicunya. Menindaklanjuti hal di atas, pada hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2006, Pertamina melakukan program aksi dengan meluncurkan Biosolar yang merupakan campuran 95% solar hasil kilang Balongan dan 5% FAME (fatty acids metyl ester) atau lebih populer dengan nama biodiesel di 4 SBPU di Jakarta.
Bahan baku FAME sementara ini berupa crude palm oil (CPO). Bagaimana pun pemakaian CPO untuk FAME pasti bersaing karena CPO digunakan untuk pangan. Karena itu, perlu dicari bahan baku FAME yang murah dan pemakaiannya tidak bersaing dengan kebutuhan pokok manusia. Buku ini menguraikan sumber POME yang ”murah” seperti CPO off grade, limbah cair pabrik kelapa sawit, palm fatty acid distillate, minyak goreng bekas, serta stearin dan crude stearin.
Diuraikan teknologi pengolahannya agar mencapai Standar Nasional Indonesia (SNI). Buku ini juga mengungkapkan alasan mengapa FAME lebih aman, terbarukan, dan ramah lingkungan dibandingkan dengan petrosolar. Ditambah wawasan yang berhubungan dengan polusi serta dampak negatif gas buang kendaraan bermotor. Dibahas juga perhitungan keekonomian pabrik biodiesel, para perekayasa pabrik biodiesel, dan penerapannya di sebuah pabrik biodiesel skala mini di Jawa Timur.