Kebanyakan tanaman hias membutuhkan media tanam yang memunyai derajat keasaman atau pH netral. Tingkat keasaman atau pH yang masih bisa ditolerir oleh sebagian besar tanaman hias adalah 6-7. Untuk menguji keasaman media tanam bisa digunakan pH tester atau kertas lakmus.
Caranya, media tanam dicampur air dengan perbandingan 1 : 2, lalu diaduk dan dibiarkan hingga mengendap. Setelah mengendap, bagian air yang bening dipisahkan, lalu kertas lakmus dimasukkan ke dalamnya. Perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus lalu dicocokkan dengan warna pada standar nilai pH.
Ada beberapa perlakuan yang dapat dilakukan untuk menetralkan media yang terlalu asam maupun terlalu basa. Nilai pH pada media yang terlalu asam bisa ditingkatkan dengan menambahkan kapur pertanian, seperti kaptan dan dolomit. Dolomit mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kaptan karena mengandung kalsium dan magnesium. Sementara itu, pH yang terlalu tinggi bisa diturunkan dengan memberikan belerang.
Dosis kapur dan belerang yang digunakan tergantung pada kondisi keasaman media yang akan digunakan. Kapur dan belerang diberikan sedikit demi sedikit hingga nilai pH sesuai dengan yang diinginkan. Secara umum, kondisi tanah, pupuk kandang, dan kompos di Indonesia cenderung asam, jarang yang basa.
Menetralkan kadar keasaman media tanam hanyalah salah perlakuan yang bisa Anda lakukan agar media tanam bisa berfungsi dengan baik. Masih banyak cara lainnya, seperti menambah unsur hara, mematangkan pupuk kandang, mensterilkan media dari hama dan penyakit, menghaluskan media tanam, mencampur media tanam, serta menyimpan media tanam.
Semua itu terangkum dalam buku Media Tanam Untuk Tanaman Hias yang ditulis oleh Bernardinus T. Wahyu Wiryanta. Melalui buku yang diterbitkan oleh AgroMedia Pustaka ini pula, Anda bisa mendapatkan informasi tentang panduan memilih dan menyiapkan media tanam yang tepat untuk 18 tanaman hias papan atas. Mulai dari adenium, aglaonema, anggrek, anthurium daun, bromelia, euphorbia, hingga tanaman air.