Seperti kita ketahui, perkembangan dan penyebaran penyakit pada ayam dari waktu ke waktu semakin kompleks dan meluas. Berdasarkan hal itu pula, Ir. Roni Fadilah, SE & Drh. Agustin Polana menulis buku Mengatasi 71 Penyakit Pada Ayam yang diterbitkan oleh AgroMedia Pustaka.
Di dalam buku ini, kedua penulis mencoba mengelompokan penyakit pada ayam menjadi beberapa bagian, yaitu penyakit pada jaringan kulit, penyakit pada saluran pernapasan, penyakit pada saluran reproduksi, penyakit pada saluran pencernaan selain usus, penyakit pada usus, penyakit gangguan sistem saraf pusat, penyakit sistem peredaran darah, penyakit pada organ hati, dan penyakit pada sistem otot rangka.
Salah satu penyakit pada ayam yang menyerang saluran pernapasa yang cukup membahayakan dan mempunyai tingkat penularan tinggi adalah flu burung atau Avian Influenza (AI). Penyakit ini disebabkan oleh virus yang diklasifikasikan ke dalam orthomyxoviruses yang memiliki tiga tipe, yaitu tipe A, B, dan C. Penyakit ini menyebabkan banyak kerugian pada usaha peternakan unggas, termasuk peternakan ayam.
Untuk memastikan apakah ayam terkena flu burung, ada baiknya perhatikan gejala yang tampak. Gejala klinis yang tampak jelas, yaitu ayam mengalami gejala demam dan depresi yang hebat. Bulu di sekitar belakang leher dan punggung berdiri. Selain itu, terlihat jelas gejala di bagian tubu yang tidak berbulu seperti muka dan kaki. Secara umum, muka ayam tampak pucat, jengger, dan pial terjadi pendarahan di bawah kulit (subcutaneous) yang berat, mengeluarkan lendir dari rongga hidung dan mulut.
Serangan akut menunjukkan gejala adanya gangguan pernapasan seperti batuk, bersin, dan terjadi peradangan pada rongga hidung (sinusitis) yang hebat. Selain itu, muncul gejala lain seperti mata berair, badan lemah, produksi telur menurun drastis, diare, terjadi pembengkakan (edema) di bagian kepala dan muka, serta ayam tampak gelisah (nervous).
Hingga kini, belum ada obat yang efektif mengatasi penyakit AI. Meski demikian, penyakit ini bisa dicegah dengan melakukan vaksinasi secara berkala, melaksanakan program biosekuriti, mengisolasi peternakan yang terkena AI, memusnahkan semua ayam yang terinfeksi, melarang keluar masuk peralatan, orang, dan kendaraan ke daerah yang terserang AI, melakukan program penyemprotan insektisida berspektrum luar dan program pemusnahan tikus, melakukan pembersihan kandang dan peralatan kandang, melakukan pencucian kandang dengan larutan deterjen, serta melakukan desinfeksi secara rutin dan berkala.