Karena itu, untuk mencukupi kebutuhan terigu, Indonesia selalu mengimpor terigu sehingga jumlah devisa yang dikeluarkan semakin banyak. Jika kita kreatif, ketergantungan impor terigu bisa dikurangi. Bahkan, jika ada kemauan keras, kita bisa swasembada terigu. Pasalnya, bahan baku terigu banyak tersedia di Indonesia. Salah satunya ialah umbi-umbian.
Umbi-umbian, seperti ubi kayu, ubi jalar, kentang, talas, kimpul, garut, ganyong bisa dijadikan bahan baku lokal yang bisa diproses menjadi tepung dan pati. Tepungnya bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diperkaya dengan vitamin dan mineral. Sedangkan mengenai rasanya, tentu saja sama lezatnya dengan tepung berbahan baku gandum.
Mengingat kebutuhan pasar terhadap tepung dan pati cukup besar, peluang untuk mengembangkan tepung dan pati umbi-umbian sangat terbuka lebar. Selain itu, pengolahan tepung dan pati dari umbi-umbian bisa juga memperkaya produk-produk makanan berbasis tepung dan pati. Misalnya, dibuat berupa kue basah, mi, atau kue kering.
Hadirnya buku Membuat Tepung Umbi dan Variasi Olahannya ini merupakan bagian solusi permasalahan tepung di atas yang diberikan oleh Murtingingsih & Suryanti, BSc. Ia memberikan berbagai cara pembuatan tepung dari aneka umbi-umbian dan aneka pengolahan makanan berbahan tepung umbi-umbian sehingga mampu mendorong pengembangan usaha di tanah air.
Di dalam buku terbitan AgroMedia Pustaka ini berisi cara pembuatan tepung dari ubi kayu, ubi jalar, kentang, talas, kimpul, ganyong, dan garut serta dilengkapi dengan pengolahannya menjadi aneka kue dari masing-masing jenis tepung. Di antaranya, mie, kuel lapis, kroket, talam, sus, cookies kasava, krupuk, biskuit, roti, puthu ayu, cucur, bakpao, dan lain sebagainya.