Rahasia Sukses Pembibitan Belut di Lahan Sempit

Dalam usaha pembibitan belut harus dilakukan sebaik mungkin agar hasil yang diperoleh maksimal. Secara klimatologis, belut tidak membutuhkan kondisi iklim dan geografis yang spesifik. Maka, belut bisa dibudidayakan juga di lahan sempit dengan mengikut beberapa persyaratan berikut ini.


Pertama, persiapan kolam.
Idealnya, dalam membibitkan belut, kolam pemeliharaan jauh dari kebisingan, tidak ada gangguan hama, dan tidak terdapat penerangan (lampu) di sekitarnya, terutama pada malam hari. Pasalnya, belut dalam melakukan aktivitas, seperti kawin dan makan, biasanya dalam kondisi gelap dan tenang.

Kedua, syarat lokasi dan kondisi masyarakat sekitar.
Pembibitan belut dapat dilakukan di dataran dengan ketinggian 250–700 mdpl. Namun, idealnya pembibitan belut dilakukan di lokasi dengan ketinggian 400 mdpl. Pasalnya, suhu sangat memengaruhi pertumbuhan belut. Pengaruh suhu yang terlalu dingin, berkisar 16–22°C, dapat menghambat pertumbuhan belut. Suhu tersebut juga kurang cocok untuk pemijahan belut. Pertumbuhan belut pada suhu dingin menjadi lebih lambat dibandingkan dengan belut yang dibudidayakan pada suhu agak panas.

Jika pembudidayaan dilakukan di dataran tinggi yang suhunya fluktuatif, sebaiknya pembibitan belut dilakukan di dalam ruangan untuk menjaga kestabilan suhu dan didukung dengan peralatan pengukur suhu udara. Namun, jika di dataran rendah yang suhunya relatif lebih panas, idealnya pembibitan dilakukan di ruangan terbuka dengan pasokan air yang mengalir, tetapi dengan volume kecil agar pergantian oksigen senantiasa terjadi.

Ketiga, kondisi tanah.
Kondisi tanah yang digunakan untuk pembudidayaan belut sebaiknya berupa tanah yang tidak labil agar setelah kolam selesai dibuat, tidak terjadi pergeseran atau perubahan kontur tanah. Pasalnya, pergeseran tanah dapat menyebabkan kolam menjadi retak atau longsor, bahkan rusak parah. Akibatnya, kolam tidak dapat digunakan.

Keempat, air bersih
Pastikan lokasi budi daya berada di daerah yang tidak kesulitan air bersih, terutama ketika musim kemarau tiba. Pasokan air bersih penting untuk sirkulasi air dalam kolam, baik untuk pembibitan maupun pembesaran belut. Syarat air yang dibutuhkan dalam budi daya belut harus bersih, kaya oksigen, dan tidak terlalu keruh. Selain itu, air yang bagus juga memiliki pH 6–7, yakni tidak asam atau basa. Dengan begitu, pertumbuhan belut dapat lebih maksimal.

Masih banyak lagi hal-hal yang perlu dipenuhi dalam menunjang kesuksesan pembibitan belut. Nah, buku “Sukses Membibitkan Belut di Lahan Sempit” terbitan AgroMedia Pustaka ini memberikan penjelasannya secara rinci untuk Anda.

Buku yang disusun oleh Iwan Hermawan & Wawan Setiawan, SP ini membahas seputar rahasia sukses pembibitan belut, mulai dari penjelasan prospek bisnis belut, persiapan pembibitan belut, meracik media pemeliharaan, mengenal ciri indukan belut berkualitas, menebar, aplikasi dan pemeliharaannya, jenis pakan dan aplikasinya, perawatan bibit di kolam pendederan, penanggulangan hama dan penyakit, hingga panen dan pascapanen.

Selain itu, dilengkapi pula dengan CD video teknik pembibitan belut sehingga Anda bisa menyaksikannya secara hidup di layar televisi Anda. Bahkan, Anda pun tidak perlu bingung mengatur anggarannya, sebab kami telah memberikan analisis usaha dengan simulasi biaya usaha pembibitan belut, baik untuk skala besar maupun skala kecil.

Selamat mencoba!

 

Related Post