Skill is Nothing Without Attitude

book launching talkshow the power of coffee competition social media

 

Buku BARISTA yang kemarin (26/07/19) telah resmi diluncurkan oleh Willy Sidewalk bersama penerbit Agromedia Pustaka mungkin tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh Willy. Membuat buku bukanlah keahlian seorang Willy yang kesehariannya berada di belakang bar meracik kopi dan memberi pelajaran tentang kopi serta menjadi barista berkualitas di ABCD School of Coffee. Namun, pengalaman pada awal karirnya menjadi barista yang begitu sulit mencari literatur tentang barista yang berbahasa Indonesia menyeret dirinya harus menelurkan sebuah buku, terutama tentang barista.

 

Dalam proses membuat buku ini, kesulitan yang dihadapinya adalah ketidaktahuannya dalam menulis dan dunia penerbitan. Dirinya mengakui tidak pernah menulis scara serius, meskipun dirinya pernah terpikir untuk menulis. Namun, dengan niat dan kerjasama yang apik antara dirinya dengan penerbit, membuat kendala tersebut dapat dilaluinya. Berikutnya, kendala yang dihadapinya adalah mencari literatur tentang kompetisi barista terutama sejarah kompetisi dan tokoh-tokohnya. Berkat bantuan informasi dari teman-teman yang juga barista dan berkecimpung dalam dunia kopi, kendala itu pun dapat diatasinya.

 

Bertempat di Ruang Seduh, Kemang, dalam acara talkshow and book launching BARISTA #NOCINGCONG, Willy menjelaskan bahwa kebutuhan akan barista yang berkualitas saat ini sangat besar. Lanjut dirinya menjelaskan, kondisi tersebut tidak lain disebabkan industri kopi yang kian maju membuat kedai kopi membutuhkan barista yang tak hanya mampu membuat sajian kopi, tapi juga mengedepankan sisi costumer service yang tak kalah pentingnya di mata konsumen. Itulah yang membedakan barista dengan juru seduh kebanyakan.

 

Menurut Willy, buku ini mengacu pada SCAA yang telah menjadi acuan dunia dalam ke-barista-an, sehingga bukan hanya dibaca tetapi buku ini juga bisa menjadi acuan para barista untuk meng-upgrade pengetahuannya tentang profesinya, cara menyajikan kopi, dan tentang kompetisi. Tidak hanya itu, menurutnya saat ini dalam industri kopi yang semakin “mewah”, banyak barista yang tidak tahu sejarah panjang dunia barista di Indonesia. Karena itu, Willy mengupas sejarah dan tokoh-tokoh yang membawa kompetisi kopi saat ini menjadi begitu megah.

 

Ketika ditanya kenapa menggunakan kata “NoCingCong”, Willy mengenang kembali ketika dirinya membuat sebuah produk coffeebag yang belum menemukan nama untuk mereknya. Dirinya menginginkan nama untuk produknya itu menggambarkan bahwa membuat kopi itu mudah, tanpa ribet, dan tidak perlu banyak bicara, cukup seduh dan minum. Setelah berkonsultasi dengan seniornya, akhirnya ditemukanlah kata “NoCingCong”. Merasa nama itu mudah diucapkan dan memiliki makna yang agak “menyindir” bagi para pendekar kopi, jadilah nama tersebut digunakan sebagai judul bukunya.

 

Dalam kesempatan ini pun dirinya mengingatkan bahwa barista tidak cukup hanya memiliki skill yang baik dalam meracik kopi, tetapi barista juga harus mampu memiliki manner dan attitude yang baik ketika menghadapi konsumen di kedai. Hal tersebut penting, sebab masih ditemukan barista yang hanya mengedepankan skill tanpa attitude yang dapat mengakibatkan konsumen kapok untuk berkunjung kembali ke kedai.

 

Acara yang menghadirkan youtuber Raymond “Tentang Kopi” Maringka dan Fakhri Murad (juara IBrC 2019) ini juga mengamati sepak terjang pendekar kopi yang kadang kala membuat barista kesal. “Peran pendekar kopi justru menurut saya positif. ini simbol bahwa indsutri kopi sdang berkembamg. Ini sebuah fenomena yang wajar ketika sebuah indsutri sedang tumbuh, banyak orang yang baru masuk ke industri ini ingin show off dan ini lah momen menarik karena banyak orang ingin tahu tentang kopi,” jelas Willy.

 

Dari berbagai pertanyaan yang dilancarkan oleh audiens, ada pertanyaan yang menggelitik tapi menjadi bahan diskusi yang serius kala itu, yaitu karir barista. Menurut Willy, profesi barista itu sangat banyak, dari hulu hingga hilir, industri kopi menyediakan sangat banyak profesi. “Jika kita mulai dari barista, itu start yang udh benar. Dari barista bisa jadi roaster hingga konsultan. bisa juga menjadi trainer, jual bean, atau bisa juga fokus di kebun kopi, yag penting adalah sesuaikan passion Anda dalam dunia kopi ini,” ungkap Willy

 

“Saat ini kopi bukan sekadar lifestyle tetapi sudah masuk ke tahap yang lebih serius. Banyak pakar kopi yang melakukan penelitian untuk mencari sajian kopi yang lebih optimum”, tambah Willy.

(Upe | fotografer: Sardo M.)

book launching talkshow the power of coffee competition social media

 

book launching talkshow the power of coffee competition social media
Talkshow and book launching BARISTA #NOCINGCONG, Willy Sidewalk.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *