Suprio Guntoro

Lahir di Desa Bagorejo, Kab. Jember, Jawa Timur.   Menamatkan pendidikan sarjana (S1) peternakan pada tahun 1984 dari Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

Pada tahun 1985-1995, penulis bekerja sebagai penyuluh pertanian spesialis (PPS) di Balai Informasi Pertanian (BIP) Bali. Namun, sejak tahun 1998 hingga sekarang aktif sebagai peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali, Badan LITBANG Pertanian.

Selama 10 tahun sebagai peneliti, penulis telah berhasil menemukan beberapa teknologi baru, seperti probiotik (Bio-CAS), teknik pengolahan sampah organik untuk pakan, mikroba inokulan RB (Rummino Bacillus) untuk produksi pupuk organik padat dan cair, dan formula enzim "philazim"untuk ternak monogastrik. Beberapa di antaranya sedang dalam proses untuk memperoleh hak paten.

Sebagian besar bahan buku Membuat Pakan Ternak dari Limbah Perkebunan ini diambil dari hasil penelitian yang dilakukan penulis pada tahun 2001-2006. Saat ini penulis juga tengah mengkaji hasil temuan barunya berupa probiotik untuk unggas, baik unggas petelur maupun unggas pedaging, dan merekayasa desain perut musang buatan untuk memproduksi kopi luwak atau kopi musang.

Selain sebagai peneliti, Ketua Yayasan Bali Tekno Hayati ini juga aktif menulis buku dan artikel di media massa. Beberapa bukunya telah diterbitkan oleh penerbit Kanisius dan Pemda Bali. Bapak dari 3 anak ini banyak menulis skenario film sekitar tahun 1990-an, baik untuk film dokumenter, penyuluhan, maupun film cerita, termasuk sinetron.

Pada tahun 1981, penulis meraih penghargaan dari Menteri Pertanian RI sebagai juara nasional lomba karya tulis pembangunan peternakan. Selanjutnya pada tahun 1986, memperoleh penghargaan dari Yayasan Nusantara Jakarta sebagai penulis lingkungan hidup terbaik nasional. Salah satu skenario film dokumenter yang ditulisnya dengan judul Hitam Merah Penyuluh Gairab yang diproduksi oleh PT Aristokrat Film, masuk nominasi FFI 1989 untuk kategori film dokumenter.

Pada festival penyuluhan pertanian tahun 1990 di PENAS Pertanian, Magelang, Penulis keluar sebagai juara pertama dan menerima penghargaan dari Ketua Perhimpunan Penyuluhan Pertanian Indonesia (PERHIPTANI). Pada tahun 2006, skenario filmnya yang berjudul Cinta Sang Undhagi, meraih juara harapan dalam lomba penulisan skenario film cerita layar lebar dan memperoleh penghargaan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI.

Related Post