.
.
- Sehat, tidak cacat, dan tidak terluka.
- Umur induk 1.53 tahun.
- Sisik tersebar teratur dan berukuran agak besar.
- Sisik tidak terluka dan tidak cacat.
- Bentuk dan ukuran tubuh seimbang, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.
- Tubuh tidak terlalu keras atau terlalu lembek.
- Perut lebar dan datar.
- Ukuran tubuh relatif tinggi.
- Bentuk ekor normal, cepat terbuka, pangkal ekor relatif lebar, dan tebal.
- Kepala relatif kecil dan moncongnya lancip, terutama pada induk betina. Sebab, jumlah telur ikan mas yang berkepala kecil biasanya lebih banyak daripada ikan yang berkepala besar.
- Jarak lubang dubur relatif dekat dengan pangkal ekor.
Di samping sifat-sifat umum di atas, perlu juga diperhatikan beberapa sifat spesifik induk ikan mas jantan dan induk ikan mas betina. Sifat-sifat spesifik tersebut sebagai berikut.
- Induk betina mulai dapat dipijahkan setelah berumur 1.5 tahun atau minimal berbobot 1.5 kg.
- Induk betina mulai matang kelamin (cukup untuk dipijahkan) jika perutnya terasa lunak dan sudah tampak membengkak ke arah belakang, dari atas lubang urogenital (lubang urine sekaligus kelamin). Lubang urogenital biasanya berwarna kemerahan dan agak terbuka, tetapi banyak juga yang tidak terbuka.
- Induk yang telah matang kelamin pada umumnya tidak banyak bergerak atau gerakannya sangat perlahan.
- Induk jantan mulai dipijahkan ketika berumur lebih dari enam bulan atau telah mencapai bobot minimal 0.5 kg.
- Jika bagian perut induk jantan yang telah matang kelamin ditekan, akan keluar sperma.
Memilih induk ikan yang baik bukanlah pekerjaan mudah. Ikan yang berukuran paling besar belum tentu termasuk ikan yang pertumbuhannya paling cepat di dalam populasi tersebut. Hal ini terutama terjadi pada populasi calon induk yang mengalami penebaran dan pemanenan sampai beberapa kali.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan induk yang baik sebagai berikut.
- Pemilihan calon induk dilakukan saat ikan masih burayak atau seukuran jari. Hal ini akan menjamin diperolehnya ikan-ikan yang baik untuk dibenihkan. Calon induk yang telah terpilih kemudian diberi tanda, misalnya pemotongan sirip atau pemasangan anting.
Ikan yang sudah diberi tanda tersebut dapat dicampur dengan ikan lain. - Menghindari terjadinya kawin silang dalam, yakni perkawinan ikan yang terjadi antarkerabat dekat. Kawin silang dalam akan menurunkan kecepatan pertumbuhan keturunan sampai 20%, menurunkan tingkat keberhasilan pembenihan, dan menurunkan resistensi (ketahanan) terhadap serangan penyakit. Perkawinan ikan antarsaudara misan juga akan menurunkan pertumbuhan sekitar 5% pada setiap generasi. Kawin silang dalam kemungkinan besar terjadi jika induk ikan itu digunakan berulang-ulang selama beberapa tahun sehingga keturunannya dapat kawin dengan biangnya.
- Unit pembenihan minimal menggunakan induk sebanyak 30 ekor. Jumlah keseluruhan induk menggunakan perbandingan 3 jantan : 1 betina atau 3 jantan : 2 betina. Jika populasi induk seperti di atas, pemijahan dapat berlangsung sepanjang musim. Pemijahan hendaknya menggunakan stok induk hasil pemijahan yang berbeda untuk menghindari terjadinya kawin silang dalam.
- Generasi-generasi calon induk hendaknya dipelihara secara terpisah untuk menghindari terjadinya pemijahan antara induk dan turunannya. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kualitas genetis induk.
- Menggunakan ras atau strain unggul dari petani atau Balai Benih Ikan setempat. Ras ikan yang tahan penyakit dan memiliki produktivitas tinggi dapat tersedia dari program-program penelitian genetik perikanan. Apabila ras-ras ikan tersebut dapat dibuktikan keunggulannya, dengan sendirinya dapat dikembangkan di masyarakat petani ikan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan atau pemeliharaan induk sebagai berikut.
Buku-buku Terkait