Rama Prihandana adalah sosok CEO modern yang berprinsip bekerja "proses untuk terus melakukan inovasi". Moto hidupnya adalah inovasi atau mati.
Tiada hari tanpa inovasi dan tanpa inovasi berarti bunuh diri. Falsafah inilah yang diterapkan Rama dalam memimpin PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) sejak Desember 2001, sebuah BUMN yang antara lain mengelola sembilan pabrik gula (PG).
Ketika pabrik gula PT RNI mengalami kerugian hingga ratusan miliar akibat harga pokok produksi (HPP) gula tinggi, Rama menerapkan berbagai inovasi on farm, off farm di PG PT RNI, serta investment holding untuk menekan HPP. Syukur Alhamdulillah, berkat inovasinya, pada tahun 2004, PG PT RNI telah mencapai keuntungan.
Keberhasilan Rama menekan HPP gula terusik oleh kenaikan harga BBM pada bulan Oktober 2005. Bahan Bakar Minyak berperan 12 persen dari HPP gula dan setiap tahun PG PT RNI menggunakan energi fosil (minyak bakar) sebesar 16 juta liter. Rama berupaya mengatasi problem energi fosil ini dengan membudidayakan energi (energy farming).
Rama lahir di Jakarta, 2 Maret 1959. Ia adalah CEO terbaik dalam kategori manajemen inovasi dari Kementrian BUMN RI tahun 2004. Sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI), Rama yang seorang sarjana ekonomi akuntansi telah menyumbangkan gagasannya dalam buku Dari Pabrik Gula Menuju Industri Berbasis Tebu (2005) dan Dari Energi Fosil ke Energi Hijau (2006). Buku Petunjuk Budi Daya Jarak Pagar merupakan karya perdananya yang diterbitkan AgroMedia Pustaka.
Bukunya yang diterbitkan Agromedia Pustaka:
– Petunjuk Budi Daya Jarak Pagar
– Bioetanol Ubi Kayu; Bahan Bakar Masa Depan