Perencanaan Tepat Lokasi Persemaian Bibit Kayu

perencanaan-pembibitan

perencanaan-pembibitanPerencanaan usaha pembibitan kayu yang baik dan tepat akan memperoleh hasil yang lebih memuaskan dibandingkan dengan cara konvensional. Pasalnya, perencanaan ini yang mengatur pola dan ketepatan dalam menunjang kelancaran persemaian bibit kayu. Perencanaan lokasi meliputi letak lahan, jalan pengangkutan, pengaturan, penempatan peralatan pendukung, dan pengaturan unit lahan.


A. Letak Lahan
Letak lahan sebaiknya berada di wilayah yang dekat dengan lokasi penanaman sehingga memudahkan distribusi dan pengangkutan bibit. Selain itu, lahan pembibitan harus terbuka, mudah dijangkau, dan terlindungi dari angin kencang. Model dan kondisi lahan pembibitan dapat dibedakan menjadi dua tipe.

 

1. Lahan Terpadu atau Terpusat
Lahan yang paling tepat digunakan adalah lahan terpadu dan tidak terpisah-pisah atau terpencar. Untuk kondisi lahan terpadu, perencanaan sistem pengairan dan pembagian unit lahan dalam blok-blok produksi bibit relatif lebih mudah. Adanya lahan terpadu juga memudahkan pemantauan persemaian serta pengendalian hama dan penyakit.

2. Lahan Terpencar
Lahan terpencar artinya lahan tidak terpusat dengan skala jarak antara satu unit lahan dengan unit lahan yang lain. Setiap unit lahan relatif berjauhan sehingga diperlukan manajemen pengelolaan tersendiri di masing-masing unit lahan. Persemaian ini lebih sulit dibandingkan dengan lahan terpusat. Kesulitan yang utama adalah proses pemantauan dan pemelihataan terhadap bibit. Karena itu, lahan terpencar umumnya digunakan untuk pengelolaan bibit yang spesifik di masing-masing lahan atau blok. Masing-masing blok dikhususkan untuk budi daya bibit tertentu sehingga memudahkan proses penjualan atau pengangkutan bibit.

Kendala yang sering dijumpai pada tipe lahan terpencar di antaranya harus ada penambahan perlengkapan atau peralatan pemeliharaan di masing-masing blok persemaian, seperti penyediaan peralatan penyiraman (sprayer dan genset), pengadaan sumur, gubuk pantau, dan instalasi kelistrikan. Beberapa perlengkapan seperti sprayer air dan genset dapat digunakan secara bergiliran. Namun, beberapa perlengkapan harus ada di setiap blok persemaian, misalnya instalasi kelistrikan, gubuk pantau, dan sumur.

B. Luas Lahan

Secara umum, luas lahan tergantung pada jumlah bibit yang diproduksi, cara perbanyakan bibit, dan lama waktu bibit dipelihara.

1. Jumlah Bibit yang Diproduksi
Jumlah bibit yang diproduksi tergantung pada target yang ingin dihasilkan pembibit.

2. Cara  Perbanyakan Bibit
Perbanyakan bibit yang menggunakan bedeng tabur lebih banyak memerlukan ruang dan lahan dibandingkan dengan sistem penanaman semai secara langsung di polibag.

3. Lama Waktu Bibit Dipelihara
Bibit yang dipelihara memerlukan waktu tertentu hingga diperoleh ukuran yang memenuhi persyaratan ukuran tinggi dan diameter kekokohan batang.

Rata-rata kebutuhan luas lahan untuk memproduksi satu juta bibit dengan lama pemeliharaan leibh dari satu tahun diperlukan lahan empat hektar. Sementara itu, jika bibit dipelihara selama 4-12 bulan, luas lahan yang dibutuhkan 1.5 – 2 hektar. Jika pemeliharaan bibit kurang dari empat bulan, luas lahan yang dibutuhkan 0.5 – 1 hektar. Untuk luas lahan satu hektar skala komersial, bibit yang dapat ditampung sekitar 200.000 bibit dengan lama pemeliharaan satu tahun. Perkiraan luas lahan seperti ini sudah diterapkan oleh beberapa pengusaha bibit di Pulau Jawa. Berikut rumus perhitungan kebutuhan luas lahan.

Luas Lahan Persemaian = 100/60 X (luas bedengan sapih + bedengan) dalam meter persegi.

Angka pembagi 60 mengindikasikan 60% dari luas areal biasanya digunakan untuk tempat bedengan dan bedengan sapih (areal efektif). Sementara itu, sisanya 40% digunakan untuk bangunan sarana di lokasi persemaian, seperti jalan inspeksi, saluran pengairan, kantor, gubuk pantau, dan bangunan lainnya.

Adapun tahapan, persiapan, teknik penanaman, perawatan, dan lain sebagainya, Anda bisa membacanya secara lengkap di buku Untung Besar dari Usaha Pembibitan Kayu terbitan AgroMedia Pustaka. Di dalam buku yang ditulis oleh Gunawan, S.Hut ini berisi panduan lengkap dalam membangun usaha pembibitan pohon kayu dengan prediksi keuntungan besar.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *