Siapa yang tidak kenal tomat? Ya, si bulat merah ini kerap digunakan masyarakat sebagai bumbu dalam masakan untuk menambah cita rasa asam. Dalam pengobatan, tomat kerap digunakan sebagai bahan jus untuk terapi pengobatan suatu penyakit. Keluarga Solanaceae yang memiliki nama ilmiah L. Awalnya, tomat malah jarang dimakan oleh penduduk setempat karena diduga beracun. Pada pertengahan abad ke-16 tomat diperkenalkan ke Eropa, tetapi baru mulai dikonsumsi pada abad ke-18.
Buah yang dalam bahasa Yunani berarti “persik serigala” ini memiliki kesamaan karakter dengan kentang. Perbedaan yang cukup mencolok di antara keduanya terletak di warna bunga. Bunga tomat berwarna kuning, sedangkan bunga kentang berwarna violet. Selain kentang, tomat masih berkerabat dekat dengan terung ngor, terung susu, pepino, dan terung dayak. Ya, tomat memang berasal dari keluarga terung-terungan. Bentuk buah tomat berbeda tergantung jenisnya. Ada tomat yang berbentuk bulat pipih, keriting, bahkan berbentuk seperti bola lampu.
Karakteristik buah tomat tersusun dari tandan-tandan, berdaging, dan mengandung air. Jika dilihat dari jenisnya, tomat terdiri dari lima jenis, yaitu tomat biasa yang banyak dijual di pasaran, tomat apel atau pir yang memiliki bentuk bulat dan sedikit keras seperti buah apel atau pir, tomat kentang yang memiliki ukuran besar dari tomat apel, tomat gondola yang berbentuk agak lonjong dengan tekstur keras dan berkulit tebal, dan tomat ceri yang berbentuk bulat kecil dan memiliki rasa manis.
Tak hanya jenis dan bentuknya yang bermacam-macam, rasa tomat puri bervariasi mulai dari yang masam sampai dengan yang manis. Seperti sayuran, pada umumnya tomat juga memiliki sebutan yang berbeda di daerah lain. Jika di Indonesia kita biasa menyebutnya sebagai tomat, di Inggris tomat mendapat julukan tomato atau garden tomato. Di Jepang, tomat juga dikenal dengan nama tomato. Masih ada lagi ca chua, a tomach (Vietnam), ma khuea (Thailand), kamatis (Filipina), dan fan qie (Cina).
Tomat memiliki kandungan gizi yang kaya akan oksidan, asam askorbat, dan potasium. Tidak banyak yang tahu bahwa 4.5—7% kandungan tomat merupakan fruktosa atau glukosa. Hal menarik lainnya, perbedaan kadar gizi antara tomat hijau dan tomat merah dipengaruhi oleh degradasi pati dan produksi glukosa dan fruktosa, serta hilangnya klorofil dan pengaruh senyawa aktif lainnya. Sedangkan rasa manis yang berbeda dalam setiap jenis tomat dipengaruhi oleh kadar pH yang berhubungan dengan kandungan padat, terutama gula serta derajat kematangan.
Manfaat tomat sudah banyak diketahui oleh masyarakat. Selain membantu penyembuhan penyakit rabun senja, tomat juga bermanfaat untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh kekurangan vitamin, serta mengobati penyakit gigi dan gusi. Tak hanya itu, tomat juga berperan dalam mempercepat penyembuhan luka. Hampir semua manfaat tomat berasal dari kandungan likopen. Likopen merupakan antioksidan paling kuat yang dapat mencegah perkembangan berbagai bentuk kanker. Selain likeopen, tomat juga mengandung fenol dan senyawa aktif lain yang bermanfaat melawan radikal bebas.
Likopen sangat istimewa karena tidak hilang apabila dimasak. Justeru akan semakin kaya jika dimasak atau disimpan pada waktu tertentu. Ia juga tidak larut dalam air dan terikat kuat dalam serat. Likopen juga mampu berfungsi sebagai anti skin-aging, mencegah penyakit kardiovaskuler, kencing manis, osteoporosis, dan infertilitas. Sedangkan fenol dapat berfungsi sebagai proteksi terhadap sinar UV-B dan sebagai daya tahan terhadap patogen, proteksi penuaan, anti-inflamasi, faktor vasodilatasi, antialergi, dan penyakit neurodegeneratif, seperti alzheimer dan parkinson.
Untuk mendapatkan khasiat maksimal, mengonsumsi tomat jangan menghilangkan bagian kulitnya. Pasalnya, 98% kandungan flavonoid yang berperan sebagai antioksidan banyak ditemukan di bagian kulitnya. Juga karena sipat likopen yang akan meningkat setelah dimasak, maka cara terbaik dalam mengonsumsinya dengan mengolahnya terlebih dahulu.
* Artikel ini dikutip dari buku “The Miracles of Vegetables”. Farah Rizki, S.Gz (AgroMedia Pustaka. 2013)