Mark Sungkar: Saya Bangga Disebut Petani!

launch-akuaponik

“Saya bangga disebut petani!” Begitulah kalimat yang beberapa kali dilontarkan oleh Mark Sungkar dalam workshop dan peluncuran buku Akuaponik Ala Mark Sungkar pada Minggu, 1 November 2015 di Gramedia Pajajaran, Bogor, Jawa Barat.

 

launch-akuaponik

“Saya bangga disebut petani!” Begitulah kalimat yang beberapa kali dilontarkan oleh Mark Sungkar dalam workshop dan peluncuran buku Akuaponik Ala Mark Sungkar pada Minggu, 1 November 2015 di Gramedia Pajajaran, Bogor, Jawa Barat.

Ya, mungkin sebagian besar dari kita hanya mengenal sosok Mark sebagai publik figur. Namun, siapa sangka bahwa ia juga pakarnya akuaponik—sebuah sistem produksi revolusioner dengan membudidayakan ikan dan tanaman secara terpadu.

Pada kesempatan itu, ayah dari Zaskia dan Shireen Sungkar ini mengatakan bahwa ia merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menyebarkan pengtahuan yang ia punya kepada seluruh petani.

“Jujur saya merasa marah. Saat saya berada di Belanda, saya melihat petani-petani di sana kaya raya. Sedangkan petani di Indonesia miskin,” kata Mark dengan empatinya yang besar terhadap kondisi petani di Indonesia.

Lebih lanjut Mark mengatakan, “Kalau saja Indonesia bisa swasembada, kita tidak lagi membutuhkan ekspor apa pun dari negara lain.”

Metode akuaponik
Sepak terjang Mark Sungkar dalam bidang pertanian—khususnya akuaponik—bisa dibilang tidak sebentar. Lebih dari 20 tahun ia sudah mengaplikasikan sistem akuaponik dan melakukan penelitian di bidang tersebut.

Menurut Mark, pada dasarnya sistem akuaponik memanfaatkan proses alami penguraian oleh bakteri. Ia pun menunjukkan sistem kerja akuaponik melalui contoh tanaman dan akuarium berisi ikan yang ia bawa saat itu.

Mark menjelaskan, limbah ikan yang terdapat dalam akuarium menghasilkan amonia (NH3). Amonia ini diurai oleh bakteri Nitrosomonas menjadi nitrit (NO2) yang kemudian diurai lagi oleh bakteri Nitrobacter menjadi nitrat (NO3). Nah, nitrat inilah yang dimanfaatkan oleh tumbuhan/sayuran untuk pertumbuhannya. Jadi, bisa dibilang metode akuaponik menghasilkan 100% sayuran organik.

Semakin sore, para pengunjung pun makin memadati area workshop. Tidak sedikit dari mereka yang antusias menanyakan sistem kerja akuaponik dan Mark Sungkar pun dengan senang hati membagi ilmunya kepada para pengunjung.

Acara pun ditutup dengan penyerahan buku Akuaponik Ala Mark Sungkar secara simbolis dari Agromedia Pustaka kepada Mark Sungkar. Tidak hanya itu, para pengunjung yang membeli buku tersebut juga berkesempatan untuk mendapatkan tanda tangan plus foto bersama Mark Sungkar.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *