Izzuddien Sobri
Pelajar SMA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebenarnya kekayaan sumber daya alam Indonesia ini banyak yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang lebih berkualitas. Indonesia merupakan Negara dengan tingkat biodiversity tertinggi nomor dua sedunia setelah Brazil. Tetapi karena kurangnya informasi membuat masyarakat lebih memilih produk buatan yang belum tentu menyehatkan. Padahal masih banyak buah-buahan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan nutrisi yang menyehatkan. Adanya sumber daya alam yang melimpah di Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan sekaligus sebagai produk herbal yang kaya akan manfaat.
Tanaman yang sering dikonsumsi sekaligus digunakan untuk minuman herbal adalah teh (Camellia sinensis). Tanaman ini sudah terkenal di seluruh penjuru dunia karena khasiatnya yang dapat menyehatkan dan meminimalisir penyakit. Kandungan zat antioksidan yang terdapat pada teh, menambah daya tahan tubuh terhadap penyakit dan menangkal radikal bebas dalam tubuh. Produk teh juga sudah tersebar di Indonesia dan mudah untuk ditemukan dan sudah familiar bagi penduduk Indonesia. Tanaman lain yang sering digunakan sebagai obat herbal dan obat tradhisional adalah papaya (Carica papaya). Tanaman ini mengandung enzim Papain yng tergolong enzim proteolitik kuat, dan beberapa antioksidan lain yang dapat membantu memperkuat sistem immunitas tubuh.
Dari pengalaman empiris peneliti, dahulu ada beberapa penderita DM mengonsumsi cairan teh yang diseduh dengan menggunakan media papaya untuk mengobati DM, dan metode itu berhasil mengobati penderita. Kombinasi antara teh dan papaya ternyata berkhasiat menurunkan kadar gula darah.
Dari paparan di atas, penulis terinspirasi untuk mengungkapa potensi dari teh dan papaya sebagai minuman herbal yang memiliki banyak mafaat. Penulis juga mencoba menjelaskan kemungkinan yang akan terjadi dari perpaduan dua tanaman herbal ini.
B. Tanaman Teh
Tanaman teh dengan nama latin Camellia sinensis, spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat minuman teh. Tumbuhan ini termasuk genus tumbuhan berbunga dari famili Theaceae. Teh putih, teh hijau, oolong dan teh hitam semuanya didapat dari spesies ini, namun diproses secara berbeda untuk memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda. Kukicha (teh ranting) juga dipanen dari Camellia sinensis, namun tidak memakai daun melainkan ranting. (Steenis, 1987)
(Graham, 1984) Nama sinensis dalam bahasa Latin berarti Cina. Sedangkan Camellia diambil dari nama Latin Pendeta Georg Kamel, S.J (1661 – 1706), seorang pendeta kelahiran Ceko yang menjadi seorang pakar botani dan misionaris. Meskipun Kamel tidak menemukan maupun menamai tumbuhan ini, Carolus Linnaeus, pencipta sistem taksonomi yang masih dipakai hingga sekarang, memilih namanya sebagai penghargaan atas kontribusi Kamel terhadap sains. Nama lama untuk tumbuhan teh ini termasuk Thea bohea, Thea sinensis, dan Thea viridis.
Camellia sinensis berasal dari daratan Asia Selatan dan Tenggara, namun sekarang telah dibudidayakan di seluruh dunia, baik daerah tropis maupun subtropis. Tumbuhan ini merupakan perdu atau pohon kecil yang biasanya dipangkas bila dibudidayakan untuk dipanen daunnya.
1. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)
Sub divisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
Kelas : Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah)
Sub Kelas : Dialypetalae
Ordo (bangsa) : Guttiferales (Clusiales)
Familia (suku) : Camelliaceae (Theaceae)
Genus (marga) : Camellia
Spesies (jenis) : Camellia sinensis
Varietas : Assamica
(Steenis, 1987)
2. Manfaat Tanaman Teh
Manfaat teh antara lain adalah sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit, melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, melancarkan sirkulasi darah. Maka, tidak heran bila minuman ini disebut-sebut sebagai minuman kaya manfaat.
(Yu, 1999) Salah satu zat antioksidan non nutrien yang terkandung dalam teh, yaitu catechin (katekin) dapat menyimpan atau meningkatkan asam askorbat pada beberapa proses metabolisme. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa konsumsi teh hijau berbanding terbalik dengan kadar serum kolesterol total (TC) dan low density lipoprotein (LDL-C), tetapi tidak terhadap trigliserida (TG) dan high density lipoprotein (HDL-C). Teh efektif mencegah virus influensa A dan B selama masa kontak yang pendek. Selain itu diet fluorin yang terkandung dalam daun teh (Camellia sinensis) dapat berfungsi kariostatik pada tikus Wistar. Penelitian menggunakan mencit dengan ekstrak teh hijau ternyata tidak hanya menurunkan jumlah tumor kulit, tetapi juga secara substansial memperkecil ukuran tumor.
Beberapa penelitian lain menggunakan teh menunjukkan bahwa senyawa polifenol antioksidan (seperti katekin dan flavonol) yang terkandung dalam the mempunyai sifat antikarsinogenik pada hewan dan manusia, termasuk pada wanita post menopause (Aji Suratmaji, 1994).
Diperkirakan, flavonoid sebagai antioksidan berperan dalam mengurangi OH, O2 dan radikal peroksil. Selain itu pada wanita post menopause, flavonoid dapat bersifat estrogenik yang menghambat oksidasi LDL, melindungi endotel dari berbagai luka yang disebabkan oleh radikal bebas serta mencegah aterosklerosis yang dapat menyumbat lumen arteri. Selain itu sifat menguntungkan dari teh adalah kemampuannya menghambat perkembangan leukemia setelah terpapar radiasi; menghambat mutagen yang disebabkan oleh pembentukan nitrosamin dari metilurea. Teh juga telah diuji teratogenik, hasilnya tidak ditemukan baik teratogen maupun embriotoksik. Pada keadaan yang tidak normal seperti pasien talasemia, teh juga digunakan untuk mengurangi penyerapan besi non-heme dan menghambat hemokromatosis. Mengenai kemungkinan hambatan penyerapan besi oleh teh, hal ini dapat dijelaskan, bahwa besi yang diabsorbsi manusia terdiri dari dua jenis, yaitu besi heme (yang terikat pada molekul hemoglobin) dan besi non-heme (yang tidak terikat pada molekul hemoglobin).
3. Kandungan Kimia Teh
Flouride, asam amino L-theanine (memperkuat imune tubuh), anti oksidan (Polifenol – 10 kali lipat dibanding sayuran, flavonoid), quercetin, kaempfrol, dan myricetin (mencegah pengapuran pembuluh darah), cafein, polifenol, tannin, Vitamin E, Vitamin C,Vitamin A. (Steenis, 1987)
C. Tanaman Pepaya
(Steenis, 1992) Pepaya (carica papaya) merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basah. Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 8 sampai 10 meter dengan akar yang kuat. Helaian daunnya menyerupai telapak tangan manusia. Rongga dalam pada buah pepaya berbentuk bintang apabila penampang buahnya dipotong melintang. Tanaman ini juga dibudidayakan di kebun-kebun luas karena buahnya yang segar dan bergizi.
(Kuppusamy, 2005) Papaya adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam diseluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, “papaja”.
(Dedhy, 2010) Pepaya adalah monodioecious (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan 3 kelamin : tumbuhan jantan, betina dan banci (hermafrodit). Tumbuhan jantan dikenal sebagai “pepaya gantung”, yang walaupun jantan kadang – kadang dapat menghasilkan buah pula secara “partenogenesis”.
1. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan biji)
Sub divisi : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
Kelas : Monocotyledonae (tumbuhan biji tunggal)
Familia (suku) : Caricaceae
Genus (marga) : Carica
Spesies (jenis) : Carica papaya L.
(Steenis, 1992)
2. Manfaat Tanaman Pepaya
Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tanaman ini memiliki sifat; Rasa pahit, pedas, sejuk, beracun. Masuk meridian liver, lambung dan kandung kencing (vesica urinaria). Kena racun singkong, malaria, cacing kremi, kurang nafsu makan, radang ginjal, batu ginjal dan sakit kandung kemih, digigit ular berbisa, sembelit, sakit maag, melancarkan asi, kaki gajah, koreng kulit, kutil, menghaluskan kulit, luka bakar.
3. Kandungan Kimia Pepaya
(CSPI, 1992) Buah pepaya matang sangat unggul dalam hal betakaroten (276 mikrogram/100 g), betacryptoxanthin (761 mikrogram/100 g), serta lutein dan zeaxanthin (75 mikrogram/100 g). Betakaroten merupakan provitamin A sekaligus antioksidan yang sangat ampuh untuk menangkal serangan radikal bebas.
Vitamin A yang diperoleh dari 100 g buah pepaya matang berkisar antara 1.094-18.250 SI, tergantung dari varietasnya. Sementara betacryptoxanthin, lutein, dan zeaxanthin lebih banyak berperan sebagai antioksidan untuk mencegah timbulnya kanker dan berbagai penyakit degeneratif. Selain itu dalam getah pepaya terkandung enzim-enzim protease (pengurai protein) yaitu papain dan kimopapain. Kadar papain dan kimopapain dalam buah pepaya muda berturut-turut 10 % dan 45% . Berkat kandungan 11.6 % potasium benzylglucosinolate, ia mampu mengurangi gula darah sekaligus mempercepat penyembuhan luka. Kinerja itu dibantu oleh asam hidrosianik yang bersifat antiseptik.
(IPTEK.net, 2010) Kandungan Kimia: kandungan buah pepaya masak (100 gr); kalori 46 kal, vitamin A 365 SI, vitamin B1 0,04 mg, vitamin C 78 mg, kalsium 23 mg, hidrat arang 12,2 gram, fosfor 12 mg, besi 1,7 mg, protein 0,5 mg, air 86,7 gram. Kandungan buah pepaya muda (100 gr), kalori 26 kalori, lemak 0,1 gram, protein 2,1 gram, hidrat arang 4,9 gram, kalsium 50 mg, fosfor 16 mg, besi 0,4 mg, vitamin A 1850 SI, vitamin B1 0,02 mg, vitamin C 19 mg, air 92,4 gram.
ANALISIS
Berdasarkan sumber-sumber, diketahui bahwa cairan tea papaya mengandung beberapa antioksidan (Polyfenol. tannin, betacryptoxanthin, lutein, zeaxanthin dan Betacaroten) dan enzim Papain yang dapat menurunkan kadar gula dalam darah, membunuh mikroorganisme dan sebagai antidiabetik.
Kandungan enzim Papain dalam papaya yang merupakan enzim Proteolitik kuat. Papain dapat menguraikan protein menjadi unsur lebih sederhana (pepton) dalam aktifitasnya dan sebagian protein juga bisa dicerna menjadi senyawa asam amino yang bersifat autointoxicaing atau otomatis menghilangkan terbentuknya substansi yang tidak diinginkan akibat pencernaan yang tidak sempurna. Papain sekaligus dapat membantu pengaturan kadar gula dalam darah dengan memberi tubuh lebih banyak energi untuk pengaturan kadar gula darah dengan pemecahan protein. Energy yang didapatkan dari perombakan protein, akan dikirim ke pulau Langerhans, lalu ke sel Beta supaya pembentukan Insulin lebih banyak dilakukan. Pemberian energi ini bertujuan peningkatan produksi insulin supaya kadar gula darah cepat kembali dalam keadaan normal. Papain juga mampu mencerna zat yang besarnya 35 kali lipat besar dirinya. DM juga merupakan penyakit karena pencernaan yang tidak sempurna.
Kandungan tannin dan antioksidan lain dalam tea papaya seperti polyfenol, betacryptoxanthin, lutein, zeaxanthin dan Betacaroten dapat membantu membunuh bakteri, virus dan benda asing yang masuk dalam tubuh dan mengganggu pencernaan. Zat antioksidan ini juga berperan aktif dalam menjaga organ dalam tubuh, termasuk Pankreas yang terdapat pulau-pulau Langerhans yang tersusun atas sel Beta yang bertugas memproduksi insulin (Agrawal). Tannin dan theaflavin berfungsi sebagai antioksidan, antikanker, antimutagenik, antidiabetik. Theaflavin hanya terdapat di teh hitam, karena proses oksimatis pada teh hitam dan publikasi terkini menyebutkan bahwa theaflavin lebih potensial dibanding dengan katekin.
Table di atas menunjukkan peningkatan aktivitas insulin yang dibantu oleh teh hijau, teh oolong dan teh hitam. Diketahui pada fraksi 20-23 adalah Epicatechin (EC) dan Epigallocatechin gallate (EGCG), lalu untuk meneliti spesifikasi zat yang dapat menaikkan kinerja dari hormon insulin tersebut, United States Departement of Agriculture (USDA) melakukan uji lanjutan senyawa kimia yang terdapat dalam teh hitam yang digunakan dan mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa aktifitas insulin akan mengalami kenaikan tertinggi saat dibantu dengan EGCG, dan antioksidan lain yang membantu. Ini juga menegaskan bahwa teh hitam juga dapat menurunkan kadar gula dalam darah dengan merangsang kenaikan aktifitas insulin.
Tea papaya merupakan kombinasi antara teh dan papaya, yang diperkirakan mengandung zat-zat seperti disebut di atas. Tea papaya bisa diperoleh dengan cara menyeduh teh dalam media papaya dan diperam selama satu malam. Cairan yang keluar ditampung dalam wadah. Cairan inilah yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah tersebut. Kombinasi senyawa kimia dari teh dan papaya utamanya adalah Papain, tannin dan antioksidan lain yang bekerja secara sinergis dan berperan membantu menurunkan kadar gula darah.
Kerja sinergis senyawa kimia di atas diperkirakan sebagai berikut; setelah makan, kadar gula tinggi, tannin dan antioksidan lain memperkuat immunitas tubuh dan menyimpan glukosa dalam otot dalam bentuk glikogen. Papain melakukan perombakan protein untuk mendapat suplai energi yang lebih agar tubuh tidak melemah. Lalu Papain dibantu antioksidan lain, merangsang sel Beta untuk memproduksi insulin lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan.
SIMPULAN
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa tea papaya berpotensi menjadi obat herbal penurun kadar gula dalam darah.
tea papaya mengandung enzim papain, polyfenol, tannin dan zat antioksidan lainnya yang bekerja sinergis dalam penurunan kadar gula dalam darah, dan membantu produksi dan kinerja hormon insulin.
Berikut saran yang disampaikan penulis:
1. Perlu dilakukan eksperimen untuk mengetahui kerja obat tea papaya.
2. Perlu dilakukan uji kandungan lebih lanjut tentang tea papaya dalam fungsinya menurunkan kadar gula dalam darah.
3. Perlu dilakukan penelitian (research) mendalam dalam pembuktian tea papaya sebagai obat herbal DM dan dosis yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&;id=133
http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman-anti-kanker/p/papaya/
http://bidangku.wordpress.com/2009/03/21/papain-pada-pepaya/
http://eone87.wordpress.com/2010/01/15/kandungan-gizi-pepaya/
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/144_16AntioxidantTea.pdf/144_16AntioxidantTea.html
http://rumahteh.com/detail.php?judul=Teh%20Meningkatkan%20Aktivitas%20Insulin%20%281%29
http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&;kode=979&tbl=alternatif
http://id.wikipedia.org/wiki/Camellia_sinensis
http://www.blogger.com/feeds/4593555706456529618/posts/default
Lehninger A, Nelson D , Cox M M .Prinsip Biokimia 2nd 1993 : 746-783
Stryer L .1995. Biochemistry 4th : 594-597
Ardianto, Resha. “Kandungan teh hitam”.(2010).
Purwanto, Edy. Korelasi Netrofil Pasien DM tipe 2. (Semarang:2007)
“Jendela Pusaka” (Pasuruan:2010)
Pantastico, E. B. 1989. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan, Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. UGM Press, Yogyakarta. Hal. 80-81