Optimalisasi Kecerdasan pada Masa Golden Age dengan Nutrisi Tepat Sesuai Umur dan Stimulasi Otak Kanan

I Made Pariartha
Ilmu Pendidikan Kedokteran, UGM

Masa Golden Age

 

Masa perkembangan anak sampai usia 3 tahun adalah masa kritis atau yang disebut dengan golden age atau golden moment. Kurang lebih 80% perkembangan otak manusia berada dalam periode ini. Perkembangan jumlah sel-sel yang tidak cukup pada masa ini akan menyebabkan kekurangan sel-sel yang bersifat permanen. Hal ini dapat mempengaruhi keseluruhan hidup dan masa depan anak. Masa ini juga dapat dipandang sebagai periode “all or nothing”, periode anak  dapat berkembang sesuai dengan potensinya atau tidak sama sekali. Dalam periode ini akan terjadi perkembangan otak, psikologi, sosial dan fisik. Begitu pentingnya periode perkembangan pada masa ini, sehingga perlu mendapatkan perhatian lebih dari orang tua.

Nutrisi dan Stimulasi pada Masa Golden Age

Nutrisi
Dua faktor penting perlu diperhatikan oleh orang tua dalam perkembangan anak pada periode emas ini, yaitu faktor nutrisi dan stimulasi. Nutrisi harus diperhatikan sesuai dengan usia perkembangan anak. Laman www.nlm.nih.gov memberikan panduan pemberian nutrisi pada anak sesuai dengan usia anak. Selama 6 bulan pertama kehidupan, anak wajib diberikan ASI secara eksklusif. Umur 4-6 bulan merupakan masa transisi anak dapat diberikan makanan padat. Anak dapat mulai diberikan makanan tambahan berupa sereal. Namun beberapa hal harus diperhatikan sebelum memberikan makanan padat pada anak, yaitu : (1) berat badan anak setidaknya dua kali berat badan lahir (2) anak mempunyai kontrol gerakan kepala dan leher yang baik (3) anak dapat duduk dengan bantuan (4) anak dapat menunjukkan tanda-tanda sudah kenyang dengan menjauhkan kepala atau dengan menutup mulutnya (5) anak mulai menunjukkan ketertarikan terhadap makanan ketika ada orang yang makan di sekitarnya.

Umur 6 – 8 bulan, anak dapat mulai diberikan buah-buahan dan sayur-sayuran sederhana. Buah-buahan yang dapat diberikan antara lain : pisang, apel, aprikot, pir, dan persik (peach). Sayur-sayuran yang dapat diberikan antara lain : kacang hijau, kentang, wortel, buncis, ubi manis, dan labu. Penting untuk tetap melanjutkan pemberian ASI pada periode ini. Pemberian susu sapi tidak dianjurkan untuk anak di bawah umur satu tahun. Umur 8 – 12 bulan, makanan diatas dapat dilanjutkan termasuk pemberian ASI. Pada periode ini anak perlu diberikan makanan yang mengandung zat besi, misalnya daging. Cadangan zat besi dalam tubuh anak hanya bertahan sampai anak berumur 8 bulan, sehingga penting untuk memberikan tambahan zat besi dari luar. Anak juga dapat diberikan telur, namun terbatas hanya kuningnya saja. Pemberian putih telur sebaiknya ditangguhkan sampai anak berusia di atas satu tahun untuk mencegah terjadinya alergi.

Umur 1 tahun, anak mulai dapat diberikan susu untuk menggantikan pemberian ASI (namun tetap disarankan untuk memberikan ASI sampai anak berumur 2 tahun). Susu yang diberikan harus tidak rendah lemak karena anak masih memerlukan kalori dari susu untuk pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal. Pada usia ini, anak lebih banyak mendapatkan sumber energinya dari daging, buah-buahan, padi-padian, sayur-sayuran, roti dan produk susu. Pemberian makanan yang bervariasi sangat penting untuk memastikan anak tercukupi kebutuhan vitamin dan mineralnya.

Anak usia diatas satu tahun harus diberikan berbagai variasi makanan. Anak diberikan makanan dari roti dan padi-padian, buahan-buahan, sayur-sayuran dan produk susu. Susu yang diberikan sebaiknya rendah lemak untuk mencegah obesitas pada anak (childhood obesity). Gizi pada anak direkomendasikan terpenuhi dari makanannya bukan dari suplemen makanan. Selain kebutuhan nutrisi, tata cara pemberian makan juga perlu diperhatikan. Anak merupakan peniru yang baik oleh karena itu orang tua perlu mencontohkan hal yang baik pada anak. Hal ini penting untuk memaksimalkan perkembangan otak dan menumbuhkan kebiasaan positif pada anak. Orang tua perlu memberikan contoh nyata, misalnya makan bersama dengan si kecil dengan berbagai variasi makanan sehat. Hal ini akan membuat si kecil memahami arti penting makanan sehat tersebut.

Stimulasi pada Masa Golden Age

Pada masa golden age, anak akan menyerap apa saja yang dilihat, didengar, dicium, dirasakan dan disentuh dari lingkungan sekitar mereka. Hal ini harus menjadi perhatian bagi orang tua. Alam bawah sadar anak sangat aktif pada masa ini. Hal apapun yang didapat dari lingkungan akan dengan  mudah masuk ke alam bawah sadarnya. Orang tua perlu memperhatikan stimulus yang datang dari lingkungan anak. Kata-kata yang berkonotasi negatif jangan sampai terlontar pada anak. Kata-kata negatif seperti “jangan”, “tidak boleh”, “kamu bodoh” akan dengan mudah masuk ke alam bawah sadar anak, mengendap dan terefleksi dalam karakternya nanti. Hal ini akan membuat anak menjadi penakut, kehilangan kreativitas dan tidak dapat mengembangkan dirinya. Berbohong pada anak pada masa ini juga dapat memberikan efek yang negatif, anak bisa menirunya dan bisa menjadi karakternya. Anak perlu diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Semakin banyak yang dipelajari anak dari lingkungan maka akan semakin banyak pula hubungan antar saraf (sinapsis) yang terbentuk di otak anak. Semakin banyak hubungan antar saraf (sinapsis) yang terbentuk maka kemungkinan anak tersebut akan bertambah cerdas.

Stimulasi memegang peranan penting dalam perkembangan anak pada masa golden age. Stimulasi merupakan cara yang sangat baik untuk mengembangkan kemampuan anak. Stimulasi dapat dilakukan secara langsung oleh orang tua maupun dengan menciptakan lingkungan yang aman sehingga anak akan merasa nyaman mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Dengan stimulasi diharapkan kemampuan anak, baik itu motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosialnya akan berkembang baik. Perkembangan kemampuan ini akan menjadi faktor penting terhadap perkembangan kecerdasan anak di kemudian hari. Stimulasi yang diberikan pada anak dapat mencakup empat macam stimulasi yaitu sentuhan, keseimbangan, pendengaran dan visual.    

Contoh stimulasi yang sederhana misalnya dengan mencontohkan anak menari atau memberikan anak menonton video tarian dan meminta anak mengikutinya. Dengan menirukan gerakan menari, anak akan melatih keseimbangan, pendengaran juga terlatih dengan mendengarkan musik dari tarian dan visual juga terlatih dengan anak menonton video atau menirukan gerakan orang tuanya. Anak jangan terlalu dibatasi dalam mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Orang tua jangan terlalu bersikap protektif pada anak. Terlalu protektif akan kontraproduktif terhadap perkembangan kecerdasan anak.

Biasa membacakan cerita pengantar tidur pada anak juga memberikan efek positif pada perkembangan anak. Anak akan mempunyai kemampuan untuk berimajinasi, belajar melakukan visualisasi hal-hal yang bersifat abstrak. Anak juga perlu diberikan kesempatan untuk menumpahkan kreativitasnya, misalnya dengan memberikan pensil warna dan kertas untuk menggambar maupun sekedar corat-coret. Beberapa tayangan televisi juga bisa membantu stimulasi kecerdasan anak, misalnya tayangan “sesame street”. Namun tidak sedikit pula tayangan televisi yang berbahaya bagi perkembangan anak. Orang tua harus selektif dalam memilihkan tayangan televisi yang layak ditonton oleh anak.

Permainan untuk Otak Kanan dan Optimalisasi Kecerdasan pada Masa Golden Age

Pada masa golden age  ini, anak jangan terlalu dijejali dengan hal-hal yang bersifat kognitif. Anak jangan terlalu banyak diberikan pelajaran menghitung (matematika), pengetahuan bahasa (misalnya memaksa anak kursus bahasa inggris) dan lainnya yang lebih bersifat pengembangan otak kiri. Dalam periode golden age ini, perkembangan pesat yang terjadi adalah pada fungsi otak kanan. Perkembangan otak kiri terjadi biasanya setelah anak berusia di atas 3 tahun. Stimulasi yang dilakukan sebaiknya yang mengoptimalkan perkembangan otak kanan anak untuk mempersiapkan perkembangan otak kiri selanjutnya.

Riset ilmiah menunjukkan bahwa kapasitas penyimpanan otak kanan pada manusia adalah 10.000 kali dibandingkan dengan otak kiri. Berbagai penelitian yang dilakukan oleh Profesor Shichida dari Jepang menunjukkan bahwa otak anak berusia 3 tahun telah menyelesaikan 60% perkembangan otaknya dan telah menyelesaikan hampir 90% perkembangan otaknya sebelum anak berusia 6 tahun. Orang tua harus menyadari bahwa setelah anak berusia 6 tahun, perkembangan otak kanannya akan mulai menurun. Periode anak dibawah 3 tahun merupakan periode yang paling kaya dalam perkembangan otak kanan anak. Jika kita bisa melakukan stimulasi yang tepat pada periode ini,  anak akan mempunyai memori yang kuat, kreatif dan berimajinasi tinggi. Salah satu yang dapat menunjang perkembangan dalam golden age ini adalah melalui permainan yang mengoptimalkan perkembangan otak kanan anak. Berbagai permainan sederhana dapat dilakukan, walaupun sederhana namun mempunyai efek yang signifikan dalam perkembangan anak. Beberapa contoh  permainan sederhana tersebut adalah sebagai berikut ( diambil dari laman  : http://blog.zol.com.cn ) :

Permainan 1. Permainan tendangan kaki dan peregangan. Nyalakanlah musik klasik yang lembut. Orang tua dapat membantu latihan kinestetik pada tubuh bayi : Gerakan kepala dan leher (depan, belakang, kanan, dan kiri), latihan lengan (depan, belakang, kanan, dan kiri), gerakan kaki (duduk, posisi kaki pada aduksi (saling mendekat), abduksi (saling menjauh), fleksi (menekuk), ekstensi (meregang), dan melingkar). Latihan ini sesuai untuk bayi yang berumur 0 sampai 1 tahun. Gerakan pada bagian kiri bayi diatur oleh otak bagian kanan. Oleh karena itu, latihan tidak hanya membuat bayi mengembangkan kemampuan fungsi fleksibilitas dan koordinasi dari keseluruhan tubuh, namun juga membantu bayi untuk mengenali konsep tata ruang (spasial) yang memicu perkembangan otak kanan.

Permainan 2. Permainan menemukan pasangan. Orang tua dapat menyebarkan kartu-kartu yang berisikan berbagai macam bentuk hurup. Kemudian anak diminta untuk mencari pasangan yang sama antar hurup tersebut. Permainan ini sesuai untuk anak yang berusia 1 sampai 1.5 tahun. Permainan ini akan memicu perkembangan otak kanan anak. Anak akan belajar mengenali bentuk, mencocokan dan berimajinasi.

Permainan 3. Permainan melemparkan bola-bola kertas. Buatlah bola-bola kertas dengan menggunakan surat kabar atau kertas dengan cara meremasnya. Kemudian siapkan ember atau keranjang untuk menampung bola-bola tersebut. Kemudian dari jarak tertentu (3 – 4 meter), orang tua dan anak mencoba untuk melempar bola-bola kertas tersebut agar tepat masuk ke dalam keranjang. Permainan ini cocok dilakukan untuk anak yang berusia 2 tahun. Permainan ini walau sangat sederhana, mempunyai efek penting dalam perkembangan otak anak. Anak akan belajar untuk mengontrol gerakan tangannya (stimulasi motorik kasar dan motorik halus) dan belajar untuk menentukan jarak antar objek dalam ruangan. Hal ini akan menstimulasi perkembangan otak kanan dan kecerdasan anak.

Permainan 4. Permainan kotak ajaib. Ambilah sebuah kotak, misalnya kotak tisu atau kaleng makanan. Isilah kotak atau kaleng tersebut dengan berbagai macam mainan, buah-buahan, permen, dan benda lainnya. Mintalah anak untuk mengambilkan benda yang disebutkan dari dalam kotak tanpa anak melihat ke dalam kotak tersebut, hanya dengan rabaan tangan saja. Supaya lebih menarik, orang tua juga dapat menerapkan metode reward and punishment. Jika anak berhasil membawa barang yang tepat, misalnya anak diminta membawa permen dan anak bisa benar-benar membawa permen, maka permen tersebut boleh dimakan oleh anak. Permainan ini untuk melatih anak diatas 2 tahun. Permainan ini mengembangkan kemampuan taktil anak yang dapat memicu perkembangan otak kanannya.

Permainan 5. Permainan siapa saya ? Permainan ini dapat dilakukan di dalam kamar. Anak bersembunyi di bawah selimut, kemudian orang tua menirukan berbagai macam suara binatang, misalnya salak anjing, auman singa, kicauan burung dan lain-lain. Anak diminta menebak suara tersebut. Permainan ini sesuai untuk anak berusia diatas 2 tahun. Permainan ini merupakan permainan yang dapat menstimulasi pendengaran dan kecerdasan anak.

Orang tua perlu meluangkan waktu bersama anak untuk melatihkan permainan-permainan tersebut. Bagaimanapun, orang tua sangat berperan penting dalam perkembangan golden age anak. Hal –hal kecil dan sederhana yang dilakukan dapat berefek besar terhadap masa depan anak.

Anak perlu dibatasi terhadap permainan modern seperti video game. Walaupun permainan ini dapat membantu stimulasi perkembangan anak, namun hanya dari aspek kognitif saja. Perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal emosional tidak terstimulasi dengan baik. Video game membuat anak hanya duduk pasif dan tidak ada interaksi yang bersifat humanistik. Anak tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan sosialisasi dengan sesamanya dan tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam menyelesaikan konflik. Permainan video game yang berisi peperangan, pertempuran, kekerasan, kompetisi juga tidak baik bagi perkembangan emosional anak.

Pada masa golden age, orang tua harus menaruh perhatian lebih. Periode ini merupakan periode kritis terhadap perkembangan anak. Nutrisi untuk anak harus diperhatikan dengan baik. Kebutuhan kalori, protein, vitamin, mineral dan unsur-unsur lainnya harus tercukupi agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Selain faktor nutrisi, anak juga harus distimulasi untuk mengoptimalkan perkembangan kecerdasannya. Stimulasi yang diberikan harus dapat mengoptimalkan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, dan personal sosial anak. Stimulasi yang diberikan dapat berupa sentuhan, keseimbangan, visual dan pendengaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *