Persiapan Budi Daya Jamur Tiram

Untuk membudidayakan jamur, diperlukan beberapa persiapan awal yang meliputi persiapan, salah satunya ialah persiapan manajemen, yaitu meliputi perencanaan skala usaha, perencanaan produksi, jaminan pasar, sumber daya manusia, dan organisasi pelaksanaan.

A.    Perencanaan Skala Usaha dan Perencanaan Produksi.
Perencanaan ini sangat terkait dengan modal. Modal yang semakin besar akan menghasilkan produksi yang besar pula. Sebagai contoh, pengusaha skala kecil hanya memproduksi jamur rata-rata 50 kg per hari, sedangkan pengusaha sedang dapat memproduksi rata-rata 100 kg per hari, dan untuk pengusaha menengah memproduksi 250—500 kg per hari, serta pengusaha besar umumnya memproduksi lebih dari 500 kg jamur per hari. Bahkan, jika beberapa orang pengusaha besar bergabung membentuk kelompok bisnis, panen jamur yang dihasilkan bisa mencapai lebih dari 1.000 kg per hari.

B.    Jaminan Pasar.
Keberhasilan usaha jamur ditentukan oleh jaminan pasar yang pasti. Sebelum memulai usaha, ada baiknya diperkirakan terlebih dahulu ke mana hasil produk akan dipasarkan sehingga ketika usaha sudah berjalan, Anda sudah memegang jaminan pasar. Internet, salah satu media promosi yang bisa dimanfaatkan untuk memasarkan jamur Anda

Salah satu cara mengetahui jalur pemasaran adalah dengan mencari banyak informasi dari penjual bibit. Biasanya, penjual bibit sudah lama berkecimpung dalam bisnis jamur dan tentunya sudah menguasai jaringan pasarnya. Selain itu, Anda juga bisa mencari informasi melalui media, baik media cetak, seperti koran, majalah, dan tabloid pertanian, maupun media elektronik, seperti televisi, internet, dan radio.

C.    Sumber Daya Manusia.
Hal lain yang perlu direncanakan dalam membudidayakan jamur adalah sumber daya manusia. Pilihlah tenaga kerja yang andal, rajin, cekatan, dan cermat. Jika memungkinkan, pilih pekerja dari penduduk setempat agar tidak terjadi kecemburuan ketika usaha yang Anda jalankan berhasil. Sementara untuk tenaga kerja ahli, pilihlah mereka yang telah berpengalaman dalam budi daya dan bisnis jamur.

D.    Organisasi Pelaksanaan Faktor.
Terakhir yang perlu dipersiapkan adalah organisasi pelaksanaan di lapangan. Pembagian organisasi ini akan meningkatkan efektivitas kerja sehingga hasil yang dicapai lebih maksimal. Umumnya, pembagian organisasi pelaksana di lapangan terdiri atas lima bagian.
1. Bagian substrat tanam, bertanggung jawab menyiapkan substrat tanam, dari persiapan bahan baku, pencampuran, pengepakan, sterilisasi, hingga siap tanam.
2. Bagian bibit, bertanggung jawab pada persiapan bibit jamur, penanaman, hingga pemeliharaan awal.
3. Bagian pemeliharaan, bertanggung jawab dalam pemeliharaan substrat tanam, berhubungan dengan pengendalian lingkungan, baik lingkungan fisik, kimia, maupun biologis; pengendalian hama dan penyakit; kontrol kualitas; dan keselamatan hasil.
4. Bagian panen dan pascapanen, bertanggung jawab terhadap masa panen dan pengelolaan pascapanen sesuai dengan rencana produksi.
5. Bagian pemasaran, bertanggung jawab atas pemasaran produk yang dihasilkan, baik jamur dan olahannya maupun produk tambahan lain seperti penjualan substrat tanam.

Selain persiapan manajemen, juga mesti adanya persiapan infrastruktur, dan persiapan teknis. Persiapan infrastruktur meliputi sanitasi, pemilihan lokasi, perlengkapan, dan permodalan. Sementara persiapan teknis, difokuskan pada kegiatan operasional budi daya.

Artikel ini dikutip dari “Buku Pintar Bertanam Jamur Konsumsi”, Redaksi AgroMedia. AgroMedia Pustaka 2009.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *