Manjilala, S.Gz
Politeknik Kesehatan Makasar (Jurusan Gizi)
Setiap orang tua pasti menginginkan anak mereka tumbuh sehat dan cerdas, persoalannya kemudian ialah umumnya orang tua masih memahami bahwa untuk menciptakan anak yang cerdas hanya melalui makanan semata, sehingga tidak heran jika banyak orang tua yang berburu susu formula atau makanan pendamping ASI, khusunya yang memiliki klaim mampu meningkatkan kecerdasan anak, berapapun harganya mereka pasti beli. Tujuannya tentu saja agar anak mereka memiliki otak yang cerdas.
Mereka lupa bahwa kecerdasan itu dibentuk bukan semata-mata karena faktor makanan tetapi perpaduan antara asupan makanan yang bergizi serta stimulus yang diberikan kepada anak. Meskipun makanan yang orang tua berikan bernilai gizi tinggi, tetapi stimulus yang diberikan kurang atau pendekatan yang dilakukan kurang tepat, maka tetap saja otak anak tidak akan berkembang secara optimal, begitupula sebaliknya.
Golden age merupakan periode dimana perkembangan otak anak sangat cepat, baik dari aspek fisik, sosial maupun psikologi. Beberapa literatur memberikan rentang usia yang berbeda-beda, ada yang menyebutkan umur 0-2 tahun, 0-3 tahun, 0-5 tahun, dan lain-lain. Akan tetapi, tulisan berikut hanya akan membahas tentang pentingnya stimulus pada saat anak berumur 0-2 tahun.
Usia 0-2 tahun merupakan tahapan usia yang sangat kritis dan singkat yang merupakan tahapan penting dalam pembentukan otak anak secara optimal, baik melalui makanan bergizi maupun melalui stimulus yang tepat. Jika anak diberikan makanan bergizi serta stimulus setelah anak berusia 2 tahun, maka tidak akan memberikan hasil yang maksimal, karena sifat perkembangan otak adalah irreversible atau tidak bisa kembali seperti semula. Oleh karena itu, setiap orang tua diminta untuk memberikan perhatian lebih pada periode ini.
Ada banyak metode stimulasi yang bisa dilakukan oleh orang tua, sayangnya, orang tua cenderung menggunakan berbagai macam mainan untuk melakukan stimulasi terhadap anak, apakah terbuat dari plastik, silikon maupun kayu, dan kadang mengabaikan aspek kemanan dari mainan tersebut, khususnya mainan yang terbuat dari plastik. Padahal media stimulasi yang paling aman bagi anak adalah anak itu sendiri, orang tua serta benda-benda yang ada disekitar keluarga, seperti meja, kursi, lemari, pohon, ikan, anggota tubuh si anak atau orang tua.
Kami akan menguraikan bentuk-bentuk stumulasi yang bisa dilakukan oleh orang tua selama periode 0-2 tahun dengan menggunakan media yang ada disekitarnya, dengan catatan bahwa bentuk-bentuk stumulasi berikut bersifat fleksibel, orang tua bisa mengembakan metode-metode lain sesuai dengan kreatifitas masing-masing.
Bentuk stimulasi pada anak umur 0-6 bulan
Pada usia ini, anak lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat tidur, oleh karena itu beberapa model stimulasi yang bisa dilakukan oleh orang tua antara lain :
a. Ajak anak anda bercakap-cakap sesering mungkin, meskipun ia belum mengerti apa yang anda ucapkan, akan tetapi aktifitas ini penting untuk membangun komunikasi dengan anak serta merangsang aktifitas otak anak. Aktifitas ini bisa anda lakukan saat anda mengganti popok, sedang memandikan atau saat ia sedang terjaga, termauk saat anda menyusui. Ada banyak topik yang bisa anda bicarakan dengan anak anda, misalnya : “…..ini anak siapa? Anak bunda dong, anak ayah dong….” Atau “….anak bunda lagi mandi, mandinya pake sabun agar bersih dan wangi, iya kan ayah (meskipun si ayah tidak ada disampingnya)…”.
b. Berikan sentuhan, ciuman atau kontak tubuh dengan anak sesering mungkin, aktifitas ini merupakan metode stimulus yang paling mudah, murah dan cukup efektif.
c. Beberapa pakar parenting menyarankan untuk memperdengarkan lagu klasik kepada anak, karena beberapa penelitian sudah membuktikan bahwa lagu klasik memiliki efek positif terhadap perkembangan otak anak. Persoalannya kemudian ialah tidak semua orang tua memiliki selera terhadap lagu klasik, jika kondisinya demikian, maka jangan paksakan, yang bisa anda lakukan adalah ganti lagu klasik dengan lantunan ayat-ayat suci, misalnya bagi anda yang beragama Islam, sebaiknya anda membaca al-qur’an disamping anak anda atau memperdengarkan lantunan ayat suci lewat media pemutar musik yang anda miliki.
d. Jika anda memiliki hobbi membaca buku, maka usahakan memperdengarkan cerita yang anda baca saat itu kepada anak dan anggaplah anak sedang menyimak apa yang sedang anda baca.
e. Anda harus menghindari kata-kata negatif dekat anak, meskipun ia belum bisa berbicara, akan tetapi semua informasi yang anak dengarkan saat itu akan ia rekam di otaknya dan akan dia ekspresikan pada saatnya nanti.
f. Ajak anak untuk mengenal lingkungannya, misalnya setiap pagi atau sore hari, mengajak anak jalan-jalan disekitar rumah, sambil anda menjelaskan kepada dia apa yang anda alami saat itu, saat anda melihat pohon mangga, maka ajaklah si anak berbicara dengan menyampaikan, misalnya “….ade’ itu ada pohon mangga, daunnya lebat sekali, kalau ade’ gede’ boleh tuh main di bawah pohon mangga itu….”.
g. Pilih kamar yang memiliki jendela sehingga anak bisa menikmati pemadangan sekitar rumah melalui jendela tersebut.
Bentuk stimulasi pada anak umur 6-12 bulan
Anak pada usia ini biasanya sudah bisa diajak berinteraksi lebih baik, oleh karena itu stimulus yang diberikan juga semakin bervariasi. Beberapa hal yang bisa anda lakukan, antara lain :
a. Tetap melakukan aktifitas pada saat anak berumur 0-6 bulan di atas
b. Mengajak anak bermain dengan permainan sederhana, seperti permainan ciluk bak, lambaian tangan, dan lain-lain
c. Mengajak anak bernyanyi dengan lagu-lagu yang mudah dan sederhana, seperti lagu satu-satu aku sayang ibu, atau balonku ada lima, sambil memperagakan dengan tangan.
d. Beri respon terhadap semua suara atau ungkapan yang keluar dari mulut anak, misalnya anak mengeluarkan suara “…a-a-a-a-a…”, maka orang tua seharusnya merespon, mislanya : “…a-a-a-a-a, ayah ya, ayah ya, pintar nih anak bunda, anak ayah…”
Bentuk stimulasi pada anak umur 12-24 bulan
Seiring dengan pertambahan usia anak, maka kemampuan motorik anak juga terus berkembang, oleh karena itu metode stimulasi pada usia ini juga semakin intensif dan beragam, berikut beberapa bentuk stimulus yang bisa dilakukan oleh orang tua.
a. Tetap melakukan aktifitas yang dilakukan pada saat anak berumur 0-6 dan 6-12 bulan di atas
b. Ajari anak untuk mengenal anggota tubuhnya
c. Manfaatkan barang-barang yang terdapat di rumah sebagai media stimulasi, seperti kursi, lemari, baju, dan lain-lain daripada anda sekedar menunjukkan gambar lemari, kursi, atau baju.
d. Potongan buah dan sayur yang dimasak terlebih dahulu, bisa menjadi alternatif media stimulus yang efektif, tentu saja dengan memberikan buah dan sayur yang berbeda setiap hari. Meskipun sedikit merepotkan tetapi cara ini dinilai sangat efektif untuk memperkenalkan buah dan sayur pada anak sejak dini.
e. Jika anda berniat membelikan mainan buat anak, jangan lupa memperhatikan aspek kemanan dari bahan mainan tersebut, khususnya bahanya bahan kimia.
Stumulasi menjadi syarat penting untuk merangsang pembentukan otak anak dan jika dikombinasikan dengan pemberian makanan yang bergizi, maka akan menghasilkan efek yang luar biasa terhadap perkembangan otak anak.
Stimulus tidak harus mahal, bahkan bisa dilakukan oleh orang tua atau orang-orang yang ada di lingkungan anda, meskipun saat ini banyak lembaga yang menawarkan jasa stimulus agar anak bisa menjadi cerdas, tetapi saya tetap berpegang teguh pada prinsip bahwa stimulus yang terbaik adalah jika dilakukan oleh orang tua, dilakukan di rumah sendiri dengan sumberdaya yang ada disekitar keluarga tentunya.
Pesan moralnya adalah stimulus tidak harus mahal dan stimulus yang mahal belum tentu efektif, sukses buat anda, orang tua yang berhasil memberikan stumulasi yang tepat buat anak-anak anda.
Jakarta, 12 Mei 2012
Saya persembahkan buat anak saya Ahmad Yazid Ilmany (AI) yang saat ini berumur 3 tahun yang sudah melewati semua tahapan di atas