Maukah Anda jadi seorang peternak lele yang kebanjiran pesanan hingga satu ton per hari? Bayangan keuntungannya pasti sangat besar. Jika harga lele Rp11.000 saja per kilogram, berarti pendapatan Anda mencapai 11 juta rupiah per hari. Sungguh angka yang fantastis. Angka ini sudah realistis bagi peternak lele sukses. Bahkan, ada yang sudah mampu memasok lele hingga 4 ton per hari. Namun masalahnya, mampukah kita memanen lele sebanyak itu per hari? Kami memiliki jawabannya.
Kesit Tisna Wibowo, seorang peternak lele sukses telah menemukan teknik sistem paket kolam padat tebar tinggi. Teknik ini dapat meningkatkan produksi lele, tanpa harus menambah kolam dan lahan. Peningkatan produksinya dapat mencapai tiga kali lipat dibandingkan dengan sistem konvensional. Dalam 1 m³ dapat ditebar benih sebanyak 500 — 1.500 ekor lebih. Keuntungan lainnya, sistem padat tebar tinggi juga dapat menghemat pakan.
Media tanam yang digunakan dapat menggunakan kolam tembok atau kolam terpal. Keduanya sama-sama baik, kecuali hanya masalah masa pakai dan biaya yang berbeda. Lokasi kolam dapat dipilih di mana saja karena lele merupakan ikan yang tahan banting sehingga lebih mudah adaptasi di berbagai tempat. Hanya saja, budi daya lele lebih baik di dataran rendah di bawah 1.000 dpl. Pada ketinggian di atas 1.000 dpl, masa budi daya akan lebih lama sebab pertumbuhannya akan lebih lama karena faktor respons terhadap makanan lebih pelan daripada dibudidayakan di dataran rendah.
Pembesaran lele di dataran rendah umumnya berlangsung selama sekitar 60 hari. Sebaliknya, pembesaran di dataran tinggi membutuhkan 30 hari lebih lama daripada di dataran rendah. Otomatis biaya operasional akan jauh membengkak. Karena itu, pilihlah lokasi kolam yang tepat agar budi daya berlangsung efisien. Sedangkan dari faktor suhu, pembesaran lele padat tebar tinggi idealnya membutuhkan temperatur air harian berkisar 25—30° C. Jika suhu air di atas kisaran ideal, naikkan ketinggian air 10-30 cm dengan menambah volume air kolam. Sebaliknya, jika suhu air di bawah kisaran ideal, turunkan ketinggian air kolam 10—30 cm.
Pemilihan bibit sangat penting dalam menentukan keberhasilan sistem budidaya padat tebar tinggi. Pastikan bibit unggul diperoleh dari instansi-instansi yang kompeten di bidang indukan, seperti Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) atau Balai Benih Ikan (BBI) di daerah-daerah yang bermitra dengan BBPBAT. Bibit yang memiliki sifat unggul secara genetik akan lebih tahan stres dan tumbuh lebih optimal.
Semua perihal budi daya padat tebar tinggi ini akan dijelaskan oleh Kesit Tisna Wibowo lebih lengkap dan terperinci di dalam buku Mendongkrak Produksi Lele dengan Sistem Padat Tebar Tinggi terbitan AgroMedia Pustaka. Isi buku ini merupakan bagian dari jaminan bukti keberhasilan nyata dari para pembudidaya lele sukses yang telah menerapkan sistem padat tebar tinggi. Berbagai tahapan atau cara yang diterapkan tidak sulit bagi pembudidaya lele.
Di dalam buku ini dibahas mulai dari prospek cerah bisnis lele, sharing pengalaman para pembudidaya lele sukses dengan sistem padat tebar tinggi, keunggulan lele sangkuriang sebagai primadona, membangun kolam untuk padat tebar tinggi, menyiapkan air kolam, memilih dan menebarkan bibit, pemeliharaan lele, pengelolaan pakan, pengelolaan air, menyortir lele, menangani hama dan penyakit, pemanenan, hingga problematika yang dihadapi pembudidaya lele yang mengalami kerugian. Selain itu, dilengkapi pula dengan simulasi biaya dan keuntungan pembesaran lele di kolam semen, kolam bulat, dan terpal. Melalui buku ini, Anda dapat lebih mudah menerapkannya, baik dalam metodenya maupun kisaran biaya yang dibutuhkan sesuai budget Anda.