Prospek usaha dan budi daya kelapa sawit telah memunculkan para petani dan pebisinis kelapa sawit menjadi pengusaha sukses. Kebutuhan kelapa sawit untuk berbagai komoditas membuat produksi kelapa sawit masih kekurangan. Hal ini, tentunya kelapa sawit seolah menjadi barang yang diburu oleh kalangan industri, baik lokal maupun pasar luar negeri (ekspor). Secara ekonomis, profit yang diperoleh para pengusaha kelapa sawit pun semakin tinggi.
Namun, terjun di bidang usaha perkebunan kelapa sawit membutuhkan pengelolaan yang tidak sederhana. Di samping lahan yang luas, juga dikarenakan membutuhkan manajemen yang baik dalam mengatur roda produksi dan sumber daya. Selain itu, juga dikarenakan rawannya konflik yang berkaitan dengan hukum, politik, ekonomi, dan budaya masyarakat.
Oleh sebab di atas, perlunya membangun manajemen yang kuat dan mapan untuk menghadapi berbagai persoalan yang kerap dihadapi. Solusi terbaik dari hal ini ialah dengan membangun sistem kemitraan. Yakni, untuk membangun harmonisasi hubungan yang saling menguntungkan, khususnya antara perusahaan perkebunan dan masyarakat di sekitarnya.
Dengan membangun sistem kemitraan, petani atau perusahaan perkebunan kelapa sawit akan lebih mudah mengelola berbagai aspek kebutuhan, kerja, dan problem solving. Misalnya, konflik di lingkungan internal perkebunan, seperti masalah penjarahan hasil kebun, klaim atas lahan, ancaman karyawan, perusakan aset perkebunan, tuntutan pencemaran lingkungan, den demo buruh. Juga adanya konflik eksternal, yaitu konflik sosial yang tidak jarang memunculkan kecemburuan dan arogansi.
Melalui sistem kemitraan yang dibangun, perusahaan bisa mendeteksi secara dini seluruh gejala negatif yang muncul yang akan berakibat merugikan perusahaan. Selain itu, kepercayaan, pengharapan, kompetensi, produktivitas, dan kinerja pun bisa dibangun dan dikelola dengan baik. Sebab, pengembangannya akan mengikat sisi psikologis dan kesepahaman di antara berbagai pihak. Dengan demikian, roda produksi dan sumber daya akan berjalan signifikan sesuai yang diharapkan.
Sistem kemitraan memiliki tiga pola, yaitu pola Perusahaan Inti Rakyat (PIR), pola Kredit Koperasi Primer kepada Anggota (KKPA), dan pola Program Revitalisasi Perkebunan (PRP). Ketiga pola ini, sama-sama membangun dasar kemitraan yang saling menguntungkan, saling menghargai, memperkuat, bertanggung jawab, dan saling ketergantungan dengan masyarakat di sekitar perkebunan sebagai plasma. Prinsipnya, keduanya saling terbuka dan percaya sehingga kedua pihak saling menguntungkan dan membutuhkan.
Alhasil, sistem kemitraan mampu memberikan kontribusi besar yang positif bagi perusahaan dan pihak-pihak terkait, terutama masyarakat sekitar dan menghindari adanya pihak-pihak yang dirugikan. Juga, mempermudah manajemen dalam pengelolaan perusahaan sehingga lebih efisien dan akan meningkatkan kinerja produktif.
Selanjutnya, bagaimana aplikasi sistem kemitraan ini? Buku “Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem Kemitraan” yang ditulis oleh Ir. Sunarko, M.Si. ini akan menuntun Anda bagaimana membangun sistem kemitraan dalam pengelolaan dan budi daya kelapa sawit.
Buku yang diterbitkan AgroMedia Pustaka ini membahas seluruh perangkat yang dibutuhkan dalam sistem kemitraan ini. Yakni, mulai dari latar belakang kemitraan, konsep dan proses kemitraan, tolak ukur kemitraan, pembentukan lembaga tani, sistem dan prosedural perizinan, hingga manajemen produksi perkebunan.
Selain itu, dibahas juga bagaimana membangun usaha budi daya dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Yaitu mulai dari pengenalan kelapa sawit, persiapan lahan dan pembangunan perkebunan kelapa sawit, sistem pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hingga pemanenan dan pengolahan produksi kelapa sawit.
Buku ini menyajikan seluruh kelengkapan yang sempurna atas segala kebutuhan dan informasi dalam budi daya, pengelolaan, dan bisnis perkebunan kelapa sawit. Membaca dan belajar melalui buku ini, berarti Anda telah menyelesaikan sekian permasalahan yang akan timbul dalam usaha Anda.
Selamat berkarya, semoga sukses!