Hai, Bunda. Tidak terasa ya, si kecil sudah memasuki usia 3 bulan. Bagi Bunda yang bekerja, itu artinya juga Bunda sudah harus bersiap-siap kembali dengan rutinitas. Haduh, galau ya, Bun?
Wajar, kok, Bun jika merasa galau meninggalkan si kecil setelah cuti melahirkan. Apalagi jika mengingat bahwa si kecil masih membutuhkan ASI. Rasanya, ingin sekali membawanya ke kantor, agar bisa memenuhi asupan ASI-nya. Kalau sudah begini, harus bagaimana, ya?
Pastinya Bunda harus tenang dan memiliki keyakinan yang tinggi untuk tetap bisa—dan harus bisa—memberi ASI kepada sang buah hati. Seperti yang sudah Bunda sering dengar sebelumnya, cara agar kebutuhan ASI si kecil tetap terpenuhi adalah dengan menyediakan ASIP (ASI perah).
Caranya?
Tabunglah ASIP sebanyak-banyaknya dari jauh-jauh hari sebelum Bunda mulai bekerja. Hal terpenting yang harus diperhatikan, Bunda harus selalu disiplin untuk memerah ASI dan tidak memberikan dot agar si kecil tidak bingung puting.
Itu saja? Tentu tidak. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Bunda lakukan secara rutin untuk mendukung kegiatan menyusui saat mulai kembali bekerja.
• Berusaha agar pertama kali kembali bekerja pada akhir pekan sehingga hari kerja Bunda pendek dan lebih bisa menyesuaikan diri.
• Berusaha agar tidak menumpuk pekerjaan sehingga Bunda tidak stres.
• Berusaha untuk cukup istirahat, minum cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi.
• Menyusui bayi di pagi hari sebelum meninggalkan bayi ke tempat kerja dan saat pulang kerja.
• Menyusui bayi lebih sering di sore atau malam hari dan pada hari libur agar produksi ASI lebih lancar serta hubungan Bunda-bayi menjadi lebih dekat.
• Mempersiapkan persediaan ASI Perah di lemari es selama Bunda bekerja.
• Selama di kantor, usahakan untuk tidak meninggalkan salah satu jadwal memerah, misal sebanyak 3 kali. Hal yang perlu diperhatikan adalah frekuensi memompa. Jadi, sesibuk apa pun, Bunda harus tetap disiplin pada jadwal meski hanya 10—15 menit saja.
• Selalu siapkan pompa atau pemeras ASI, wadah penyimpanan ASI, dan pendinginnya sebelum Bunda berangkat kerja.
• Ada pun peralatan yang wajib dibawa bagi ibu bekerja yang memerah ASI adalah pompa ASI (breastpump)—namun lebih disarankan untuk memerah ASI menggunakan tangan, botol kaca atau plastik ASIP atau plastik gula, ice gel, cooler bag atau termos yang diisi dengan es batu.
• Selama di kantor, masukkan ASI perah Bunda ke dalam kulkas, jika tersedia. Syarat kulkas adalah harus bersih dan tidak berbau.
• Jangan lupa untuk selalu memberikan label nama di botol kaca Bunda untuk menghindari tertukar dengan rekan kerja yang sama-sama memerah ASI.
• Selalu usahakan untuk memerah ASI di tempat yang nyaman sambil melihat foto bayi atau mendengar rekaman tangisan si bayi.
• Selalu berdiskusi dengan sesama ibu bekerja yang lain saat Bunda mempunyai masalah agar dapat mencari jalan keluar. Ibu menyusui sebaiknya menghindari stres, agar produksi ASI-nya lancar.
Bagaimana, Bun, tidak sulit ‘kan untuk tetap bisa memberikan ASI Ekslusif kepada sang buah hati meski sudah kembali bekerja? Yang penting, konsisten dan tetap semangat dalam memberikan ASI, ya Bun!
Superbook for Supermom karya Tim Admin Grup Sharing ASI-MPASI (SAM) mengupas secara tuntas masalah kehamilan, ASI, MP-ASI, kesehatan anak, serta psikologi Ibu dan anak. Dilengkapi juga dengan bonus resep MP-ASI dan 100 mitos tentang perawatan anak.