Pembicaraan mengenai gula jarang atau bahkan tidak pernah dilakukan saat membicarakan penyakit hipertensi. Gula selalu diidentikkan dengan diabetes. Padahal, konsumsi gula yang berlebihan juga dapat menjadi pemicu hipertensi. Gula memiliki keburukan sehingga bisa menjadi biang kerok hipertensi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sipat-sipat buruk apa saja yang dimiliki si pemanis ini?
1. Gula merupakan sumber peradangan. Stres oksidatif yang dipicu oleh peradangan di tingkat selular merupakan kondisi buruk yang menyebabkan disfungsi sel dalam mengatur tekanan darah.
2. Konsumsi gula yang berlebihan akan menyebabkan penumpukan radikal bebas yang merusak kebutuhan arteri dan akhirnya menyebabkan tekanan darah cenderung tinggi.
3. Gula mempercepat penuaan sel termasuk sel arteri, ginjal, dan jantung yang bertugas mengatur tekanan darah. Penuaan sel menyebabkan sel tidak lagi tanggap terhadap oksigen, sehingga tekanan darah meningkat.
4. Konsumsi gula yang berlebihan menyebabkan saluran cerna menjadi asam. Akibatnya, kemampuan usus merosot terutama dalam menyerap mineral penting yang diperlukan sebagai elektrolit untuk mengatur keseimbangan tekanan darah.
5. Gula merupakan antinutrisi yang merampas sejumlah mineral penting, terutama magnesium. Defisiensi magnesium merupakan salah satu faktor penyebab kenaikan tekanan darah.
6. Gula merampas cadangan kromium sehingga memicu peningkatan level glukosa yang pada gilirannya menyebabkan kenaikan tekanan darah.
7. Pasokan gula yang berlebihan ke dalam sel otak akan mengganggu keseimbangan neurotransmiter. Kelebihan gula membuat triptofan yang seharusnya bekerja memproduksi serotonin terganggu. Selain itu, gula juga menyebabkan peningkatan hormon stres. Peningkatan kortisol dan kortikotropin dibarengi penurunan serotonin memicu kenaikan tekanan darah.
8. Gula sumber diabetes. Diabetes adalah faktor risiko yang memicu hipertensi.
Kita mesti berpikir cerdas untuk menghindari dampak buruk yang ditimbulkan oleh gula terkait dengan penyakit hipertensi. Selama menjalani diet antihipertensi, Anda harus mengurangi konsumsi gula. Gula merupakan makanan berkalori kosong (empty calorie) yang tidak memberi makan kepada sel. Saat mengonsumsi gula, Anda hanya mendapat pasokan glukosa tanpa nutrisi lainnya. Anjuran untuk membatasi gula tidak hanya untuk Anda yang juga memiliki persoalan diabetes, tetapi berlaku bagi semua orang.
Jika sulit melakukannya secara total, berlatihlah untuk membatasi konsumsi gula, sirup, dan segala menu yang mengandung gula pasir dan sirup gula. Anda dapat menggantinya dengan madu murni, gula kelapa, dan gula aren. Gula tongkol jagung yang sering dijagokan sebagai gula diet dan sering digunakan untuk produksi soft drink, jus buatan pabrik, jelly, puding instan, dan aneka minuman modern juga harus dihindari. Sejumlah studi klinis telah meneliti bahaya fruktosa sebagai pemicu kenaikan tekanan darah.
Kebiasaan mengonsumsi fruktosa dalam jumlah banyak pada penderita hipertensi dapat menjadi penyebab hipertensi kronis, bahkan menyebabkan insiden kematian. Demikian hasil studi yang menyimpulkan keburukan fruktosa terkait dengan penyakit kardiovaskular, obesitas, dan diabetes yang banyak dialami oleh masyarakat modern “penggemar” fruktosa. Gula tiruan memiliki dampak yang lebih buruk daripada gula meja.
Demikian sebagian penjelasan mengenai bahaya gula bagi hipertensi dan solusinya yang kami kutip dari buku Bebas Hipertensi Tanpa Obat, karya Lanny Lingga, Ph.D. Buku terbitan AgroMedia Pustaka ini menjelaskan semua aspek uraian hipertensi secara lengkap sekaligus penanganan, pengendalian, dan pengobatannya secara alami dan sehat.