Melon termasuk tanaman buah dari famili Cucurbitaceae. Banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas Persia di daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Tanaman ini akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan Eropa.
Pada abad ke-14, melon dibawa ke Amerika oleh Columbus dan akhirnya ditanam secara luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar ke seluruh penjuru dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Setelah tahun 1990, melon berkembang cukup pesat di Indonesia, karena petani mulai yang banyak menanam melon.
Sebelum tahun 1990, melon masih asing bagi penduduk Indonesia, tetapi kini sudah menjadi buah "pencuci mulut" yang populer. Buah ini sering disuguhkan di tempat-tempat pesta secara terpisah atau bersama dengan semangka, pepaya, dan nanas. Buah melon dimanfaatkan sebagai buah segar dengan kandungan vitamin C yang cukup tinggi.
Varietas melon yang umum di pasaran di antaranya sky rocket, action, monami red, glamour, select rocket, jade dew, honey dew, autumn sweet, golden prize, red queen, dan emerald sweet. Beberapa varietas melon unggul telah dikeluarkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), di antaranya melon IPB-1 (golden meta) dan melon IPB-2 (bright meta).
Melon lebih senang tumbuh di dataran menengah yang suhunya agak dingin, yakni pada ketinggian 300-1.000 m dpl. Di dataran rendah yang ketinggiannya kurang dari 300 m dpl, buah melon berukuran lebih kecil dan dagingnya agak kering (kurang berair).
Sedangkan tanah yang baik untuk budi daya melon adalah jenis tanah andoso atau tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik untuk memudahkan akar tanaman berkembang. Pada dasarnya, melon membutuhkan air yang cukup banyak. Namun, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air hujan.
Untuk pertumbuhannya, melon membutuhkan suhu yang sejuk dan kering. Suhu ideal bagi pertumbuhan melon berkisar 25-30° C. Melon tidak dapat tumbuh jika suhu kurang dari 18°C.
Melon susah tumbuh di tempat yang kelembapan udara rendah (kering) dan ternaungi. Tanaman ini lebih senang di daerah terbuka, tetapi sinar matahari tidak terlalu terik, cukup dengan penyinaran 70%.
Dalam buku "Buku Pintar Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia" yang diterbitkan AgroMedia Pustaka, membudidayakan melon mesti mengikut beberapa petunjuk yang disesuaikan dengan varietesnya. Yakni sebagai berikut.
A. Teknik Budi Daya
Target standar buah yang ingin dicapai berdasarkan standar prosedur operasional budi daya melon sebagai berikut.
– Ukuran buah 1.6-2.5 kg/buah (rata-rata 2.1 kg/buah).
– Bentuk buah sesuai deskripsi varietas.
– Jaring tebal, rapat, dan merata sesuai dengan deskripsi varietas.
– Buah tidak cacat dan tidak terkontaminasi benda lain ataupun residu pestisida.
– Ukuran buah seragam (toleransi di luar standar 15%).
– Bentuk buah seragam (toleransi di luar standar 5%).
– Kadar kemanisan buah (brix) 12-16° untuk melon berdaging merah dan 10-12° untuk melon berdaging putih.
– Untuk melon berdaging merah, sebaiknya tangkai tidak lepas, berbentuk T, dan masih segar saat dipanen.
– Untuk melon berdaging putih, sebaiknya tangkai masih segar saat dipanen.
a. Pengadaan Benih
Untuk menanam melon, ketahui dengan baik sumber benihnya terlebih dahulu. Sebaiknya, gunakan selalu benih asli (F1 hibrid). Benih yang dibutuhkan sesuai dengan luas lahan tanam ditambah 10% untuk cadangan penyulaman.
Pilih benih yang berasal dari melon yang sehat dan berproduksi optimal. Rendam benih dalam larutan fungisida, seperti Furadan G yang ditambah Atonik selama 2 jam. Benih yang baik berada di dasar air, sedangkan benih yang mengapung tergolong benih yang harus segera disingkirkan. Karena itu, pembibitan merupakan kunci keberhasilan budi daya melon.
Sebelum disemai, rendam benih dalam air hangat kuku (400C) yang telah dicampur fungisida berbahan aktif propamokarb hidroklorida (Previcur N) dengan konsentrasi 2 ml/liter air atau Benomyl (Benlate dengan konsentrasi 0.5 g/liter air selama 4–6 jam. Untuk benih yang sudah diberi perlakuan fungisida (biasanya berwarna merah) tidak perlu lagi diberi perlakuan ini. Selanjutnya, tiriskan benih dan letakkan di atas kertas koran basah selama 36 jam (1 hari s/d 2 malam) pada suhu 25-300C.
Kemudian, menyemaikan benih melalui tahapan sebagai berikut.
– Siapkan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1.
– Masukkan media ke dalam polibag berukuran 8 x 10 cm.
– Tanam benih di dalam polibag yang berisi media tanam.
– Atur dan letakkan polibag di dalam sungkup. Sungkup ini terbuat dari rangka bambu dengan lebar bawah 1-1.25 m, tinggi 0.5-0.6 m, sedangkan panjang sungkup disesuaikan dengan kebutuhan bibit.
b. Pemeliharaan Bibit
Jaga pesemaian agar selalu dalam kondisi lembap, tetapi tidak boleh terlalu basah (becek). Karena itu, siram bibit di pesemaian setiap pagi. Gunakan tangki semprot saat menyiram. Jangan menyiram bibit pada siang hari, karena air dan zat-zat makanan tidak dapat terserap sehingga bibit menjadi kurus, kering, dan layu.
Kemudian, sortir bibit. Penyortiran ini bertujuan untuk memilih dan menyiapkan bibit-bibit yang sehat dan kekar. Penyortiran dilakukan tiga hari sebelum penanaman bibit di lapangan.
c. Persiapan Lahan
Berikut ini tahapan penyiapan lahan untuk penanaman melon. Bersihkan lahan dari sisa tanaman dan sampah.
– Bajak lahan sedalam 20-30 cm hingga gembur, lalu biarkan lahan selama 5-7 hari.
– Haluskan bongkahan tanah hasil bajakan dan biarkan selama 4-5 hari.
– Buat bedengan dengan panjang maksimum 15 m, lebar 100-120 cm, tinggi 30-50 cm, dan lebar parit 50-60 cm.
– Taburkan kapur pertanian bila diperlukan. Dosisnya sesuai dengan derajat keasaman (ph) tanah setempat (rata-rata 1.5-2.5 ton/ha). Cangkul bedengan agar kapur tercampur rata dengan tanah.
– Taburkan pupuk dasar berupa pupuk kandang sebanyak 2 ton/ha, pupuk ZA 250 kg/ha, SP-36 450 kg/ha, dan KCI 25 kg/ha ke seluruh bedengan. Cangkul bedengan hingga pupuk tercampur rata dengan tanah, lalu siram hingga bedengan basah merata.
– Pasang mulsa plastik hitam perak berukuran lebar 100-125 cm.
– Gunakan pasak penjepit dari bambu atau kayu untuk mengaitkan sisi-sisi mulsa di bedengan.
d. Penanaman
Pindahkan bibit ke lapangan setelah berumur 10-14 hari atau telah memiliki 2-3 pasang daun sejati. Penanaman bibit sebaiknya pada pagi hari sebelum pukul 09.00 atau sore setelah pukul 15.30. Tujuannya, untuk menghindari stres akibat terik matahari. Sehari sebelum dipindahtanamkan, siram bedengan hingga basah.
Buat lubang tanam sedalam 2-3 cm di bedengan sesuai dengan lubang pada mulsa plastik.
Jika dalam waktu dua minggu setelah tanam bibit tumbuh abnormal segera sulam dengan bibit baru yang berumur sama.
e. Pemeliharaan
1. Pemupukan
Pemupukan melon dilakukan secara bertahap dan mengikuti fase pertumbuhannya. Berikut ini jenis pupuk, waktu, dan dosis pemupukan melon.
– Pupuk susulan I diberikan pada umur 7 hari setelah tanam berupa NPK dengan konsentrasi 20 g/l air.
– Pupuk susulan II diberikan pada umur 14 hari setelah tanam berupa NPK dengan konsentrasi 40 g/l air.
– Pupuk susulan III diaplikasikan pada umur 21 hari setelah tanam atau menjelang pembungaan.
– Pupuk susulan IV diberikan pada umur 28 hari setelah tanam ari atau atau setelah pembungaan.
2. Pengairan
Sampai berumur 2 minggu, penyiraman melon harus dilaksanakan tiap hari atau 2 hari sekali pada pagi atau sore hari. Caranya, genangi parit antarbedengan hingga mencapai dua per tiga tinggi bedengan. Siramkan air di parit tersebut ke masing-masing tanaman atau lubang tanam. Gunakan gembor jika air di parit tidak cukup untuk menggenangi semua bedengan.
3. Pengikatan dan Pemangkasan
Setelah tanaman berumur 12 hari atau setelah memiliki 5 daun, ikat batang tanaman pada ajir. Pengikatan ini dilakukan setiap 3 hari sekali hingga ikatan mencapai ujung ajir. Pangkas cabang lateral yang tumbuh dari pangkal batang hingga ruas ke-8 dan setelah ruas ke-11. Pelihara cabang di ruas ke-9 hingga ke-11.
4. Sanitasi Kebun
Sanitasi kebun dilakukan pada saat gulma mulai tumbuh. Bersihkan jua kebun dari sisa-sisa kotoran, daun, rantin dan cabang sisa pemangkasan.
B. Panen dan Pascapanen
Buah melon harus dipanen setelah tua benar karena buah tidak akan matang bila diperam. Pada melon berdaging putih, panen dilakukan pada umur 35 hari setelah pembungaan, sedangkan pada melon berdaging merah pada umur 40 hari setelah pembungaan. Hentikan penyemprotan pestisida paling tidak 2 minggu sebelum panen. Waktu panen dapat ditentukan dengan mengamati penampakan fisik buah dan umur tanaman. Melon yang sudah matang ditandai dengan jaring di kulit buah telah terbentuk sempurna, tebal, dan rata; ada retakan di pangkal tangkai buah; warna kulit buah rubah, misalnya dari hijau tua menjadi kekuningan; kulit buah terasa halus atau tidak berbulu; muncul aroma yang khas; serta tungkai buah berwarna kekuningan.
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari (pukul 08.00-11.00). Dalam satu hamparan, panen dilaksanakan secara bertahap, maksimum dua kali seminggu dengan selang waktu 2-3 hari.