Mungkin karena keterbatasan informasi dan pengetahuan yang kurang memadai banyak orang yang belum berani membuka usaha budi daya belut. Padahal, prospek bisnis budi daya belut sangat cerah karena belum banyak pesaing dan tingginya permintaan pasar. Belut menjadi salah satu konsumsi primadona karena manfaat dan kandungan gizinya yang baik untuk kesehatan. Bahkan, belut dapat menjadi obat untuk beberapa jenis penyakit.
Prospek ini dapat Anda sambut dengan segera dengan memanfaatkan lahan yang ada. Budi daya belut dapat dilakukan di berbagai media sesuai kondisi yang dapat dijangkau, mulai di dalam tong (drum), terpal, hingga kolam tembok. Modal yang dikeluarkan tidak selalu harus besar. Anda dapat memulainya dari skala kecil dahulu sambil terus belajar dan mengembangkannya agar lebih optimal untuk mencapai produksi yang lebih besar lagi.
Anda dapat mengeluarkan modal awal sekitar 3 jutaan. 1 jutaan untuk membangun kolam terpal berukuran 3 x 4 x 1 dan melengkapi peralatan pendukung. 2 jutaan lagi untuk membeli bibit dan biaya operasional selama empat bulan, seperti pakan dan perawatan. Dengan asumsi produksi 240 kg pada masa panen, Anda dapat meraih pendapatan sebesar 6 juta lebih. Maka, dalam sekali panen dapat meraih keuntungan 3 juta lebih. Keuntungan yang diperoleh dapat lebih besar lagi jika Anda sudah memiliki sumber daya untuk membuat pakan sendiri dan melipatgandakan produksi Anda dengan menambah lebih banyak kolam budi daya.
Banyak sumber pakan alami yang bergizi untuk pertumbuhan belut. Di antaranya dengan mengembangbiakkan cacing sutra, cacing tanah, keong, dan kecebong. Prosesnya cukup mudah, tanpa keluar banyak biaya, bahkan bisa gratis karena tersedia cukup banyak di alam bebas. Misalnya mengembangbiakkan cacing tanah cukup dengan menyediakan serbuk gergaji dan pupuk kandang. Dalam satu kilogram cacing, cukup diberi pakan ampas tahu 100 gram. Dalam satu bulan, cacing sudah menjadi dewasa dan siap bertelur kembali. Siklus perkembangbiakannya sangat cepat.
Sangat penting diperhatikan, pemberian pakan sebaiknya diberikan berdasarkan fisiologi belut, takaran, dan waktu. Waktu makan belut umumnya terjadi pada malam hari atau suasana gelap. Belut harus mendapatkan perlakuan kondisi alami sebagaimana di habitat asalnya. Pemberian pakan tidak boleh berlebihan agar tidak terjadi pembusukan. Berikan pelet sebagai selingan, maksimum 2—3 kali seminggu. Pemberian pakan pelet sebaiknya maksimum 5% dari total berat populasi belut. Penghitungan pakan ini dilakukan dengan takaran meningkat seiring pertumbuhan belut, yakni 5—20% dari total beratnya.
Panduan selengkapnya dapat Anda peroleh di dalam buku Super Lengkap Budidaya Belut terbitan AgroMedia Pustaka. Di dalam buku ini dibahas secara lengkap mengenai proses budi daya belut dari persiapan hingga pemanenan, baik di media tong, terpal, kolam jaring, maupun kolam tembok. Buku ini disusun oleh Drs. Ruslan Roy yang telah cukup dikenal sebagai praktisi budi daya belut yang telah berpengalaman dan menyelenggarakan berbagai pelatihan belut di Indonesia.
Jika Anda masih bingung cara membuat kolam-kolam yang tepat, membuat media dan persiapan pakan, memelihara bibit dan teknis pemeliharaannya, penanggulangan hama dan penyakit, rancangan biaya dan analisis usahanya, buku ini akan memberikan jawabannya secara mudah dan praktis untuk Anda. Berani mencoba?