Mendengar kata “kanker” tentu membuat siapa pun bergidik. Bagaimana tidak, kanker masih menjadi salah satu penyakit mematikan dengan urutan tertinggi di dunia.
Bagaimana proses terjadinya kanker?
Sebagaimana kita ketahui, kanker tidak terjadi dalam semalam. Kanker terjadi sebagai respon tubuh akibat lingkungan hidup, gaya hidup, serta pola makan yang kurang sehat dan beracun. Pengobatan medis akan menjadi sia-sia jika tidak diikuti dengan perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat.
Apa yang harus dilakukan agar terbebas dari kanker?
Pada dasarnya, setiap orang memiliki sel kanker dalam tubuhnya. Untuk itu, sebisa mungkin kita harus bisa mengindarkan diri dari kemungkinan kekambuhan kanker di kemudian hari. Hal ini bisa dilakukan dari hal-hal sederhana dalam keseharian kita, seperti di bawah ini.
Membersihkan Racun Makanan
Zat-zat beracun dalam makanan bisa menjadi salah satu kontributor utama pemicu kanker yang bersumber dari lingkungan. Karena itu, kita perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Hal paling mendasar yang bisa kita lakukan adalah dengan membersihkan bahan makanan—baik sayuran atau buah—terlebih dahulu agar segala jenis kotoran dan residu pestisida. Berikut adalah cara mencuci yang tepat.
• Mencuci di bawah air bersih yang mengalir.
• Mencuci menggunakan baking soda. Caranya, campur 1 sendok makan air perasan jeruk lemon, 2 sendok makan baking soda, dan 1 cangkir air. Masukakan larutan ke dalam botol semprot (spray). Semprotkan pada buah atau sayuran yang akan dibersihkan, diamkan selama 5 menit, lalu bilas dengan air matang.
• Mencuci menggunakan sabun pencuci sayuran yang terbukti aman digunakan untuk menghilangkan jenis residu pestisida.
Selain membersihkan bahan makanan, langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan memasak makanan sendiri menggunakan bumbu-bumbu masak alami. Dengan memasak sendiri, kita sudah menghindar dari banyak hal yang bisa menjadi pencetus munculnya kanker dalam tubuh kita. Misal: penggunaan penyedap rasa yang berlebihan, proses pengolahan yang berulang-ulang, dan sebagainya.
BACA JUGA: Penyebab dan Mengatasi Kanker
Detoksifikasi Usus
Jika kita sudah melakukan pencegahan agar tidak banyak racun yang masuk ke dalam tubuh, lantas bagaimana dengan racun yang sudah mengendap bertahun-tahun dalam tubuh kita?
Jawabannya adalah melalui proses detoksifikasi—proses pengeluaran racun dari dalam tubuh melalui beberapa cara, di antaranya perubahan diet (pola makan), konsumsi vitamin dan suplemen herbal, serta melakukan olahraga secara teratur.
Proses detoksifikasi merupakan hal mutlak yang perlu dilakukan oleh penderita kanker jika ingin sembuh. Berikut adalah beberapa ide detoksifikasi yang dapat dilakukan.
• Rutin mengonsumsi yoghurt, kefir, dan yakult untuk mengaktifkan baik di dalam usus minimal sebanyak 1 cup (80 gram) per hari.
• Rutin berpuasa minimal seminggu sekali atau dapat juga melakukan puasa Senin-Kamis.
• Meminum air putih minimal 2,5 liter per hari.
• Rutin melakukan olahraga, seperti jogging, senam aerobik, atau renang di bawah sinar matahari pagi minimal 30 menit setiap hari.
• Rutin mengonsumsi suplemen yang mengandung antioksidan tinggi (vitamin C) ataupun suplemen omega-3 dan vitamin E.
• Rutin mengonsumsi suplemen yang memiliki daya detoksifikasi yang kuat, seperti Typhonium Plus—natural suplemen berbahan dasar tanaman Typhonium flagelliforme (Lodd.) Blume (Araceae).
BACA JUGA: Inilah 5 Jenis Tanaman Pencegah Kanker Serviks & Payudara
Diet ketogenik
Yes, you are what you eat! Prinsip itu sangat benar terutama bagi para survivor kanker. Saat sakit, tubuh kita memerlukan nutrisi yang sehat dan berimbang untuk mendukung kinerja sel-sel kekebalan tubuh guna melawan kanker.
Salah satu faktor utama yang berperan sangat penting dalam proses penyembuhan kanker adalah diet sehat dan seimbang melalui diet ketogenik/diet rendah karbohidrat.
Seperti apa, sih, diet ketogenik?
Prinsip dasar diet ketogenik adalah membatasi asupan karbohidrat untuk mendukung premis yang mengatakan bahwa perkembangan sel-sel kanker banyak dimotori oleh gula, terutama gula refinasi yang banyak terdapat dalam makanan masyarakat modern perkotaan.
Meski diet ketogenik disarankan bagi para survivor kanker, tetapi tidak boleh dilakukan sembarangan. Pastinya, dibutuhkan monitoring dan pengukuran jumlah kalori oleh ahli gizi berpengalaman.
Aktif bergerak dan rajin bangun pagi
Percaya atau tidak, dinamika kehidupan hingga larut malam itu kurang baik untuk kesehatan, lho. Pasalnya, tidur larut malam dapat merusak organ hati dalam jangka panjang.
Seperti yang diungkapkan Dan Buettner dalam bukunya yang berjudul The Blue Zones, kebanyakan penduduk dengan usia terpanjang di dunia adalah orang-orang yang menghabiskan banyak waktu pada pagi hari. Mengapa?
Selama puluhan tahun mereka mengisap oksigen bebas yang sangat diperlukan tubuh dan tubuhnya disinari oleh matahari pagi yang kaya akan vitamin D. Beberapa studi telah menemukan pentingnya vitamin D bagi penanganan kanker. Adanya vitamin D dapat memperlambat atau mencegah perkembangan sel kanker, menurunkan pertumbuhan sel kanker, dan mendorong proses kematian sel kanker, serta mengurangi kemungkinan tumbuhnya sel darah baru bagi sel kanker.
Selain bangun pagi, olahraga teratur juga sangat dianjurkan. Olahraga akan memperlancar metabolisme tubuh dan membawa oksigen yang sangat penting bagi tubuh, serta memperlancar proses ekskresi racun tubuh.
Tidak sulit ‘kan menjalankannya? Yuk, kita cegah kanker dari sekarang. Jika tidak dimulai dari diri sendiri, lantas dari mana lagi?
Artikel ini dikutip dari buku Bebas Kanker Itu Mudah yang ditulis oleh Cancerhelps. Buku ini berisi cerita inspiratif dari para survivor kanker, informasi penyebab kanker, dan berbagai tip penggempur kanker.
Foto oleh: JaBB