Sepanjang tahun 2010 hingga awal tahun 2011, masyarakat Indonesia digegerkan oleh melonjaknya harga cabai. Hal ini tentu saja membuat resah masyarakat yang mayoritas menyukai masakan pedas. Keresahan masyarakat ini diperparah dengan perubahan harga yang tidak dapat diprediksi dan terjadi setiap hari. Bahkan, jika suplai cabai ke pasar tidak menentu, harga bisa mengalami fluktuasi dalam hitungan jam.
Selain suplai yang tidak stabil, fluktuasi harga juga dipengaruhi oleh sifat komoditas yang tidak bisa bertahan lama dan permintaan konsumen yang tetap atau cenderung meningkat. Menurut data, rata-rata konsumsi cabai per kapita masyarakat Indonesia adalah 500 gram/tahun. Jika jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa, berarti kebutuhan cabai di negara ini adalah 118.800 ton per tahun. Jika kebutuhan cabai tersebut dapat terpenuhi setiap tahunnya, otomatis fluktuasi harga cabai tidak akan terjadi.
Ketika terjadi kenaikan harga cabai, ternyata tidak menjadi keuntungan bagi petani. Pasalnya, saat harga cabai melambung tinggi, itu dikarenakan petani hanya bisa memanen sekitar 10—20% dari potensi produksi yang seharusnya. Hal ini dikarenakan kondisi iklim yang ekstrem, intensitas hujan yang tinggi, angin kencang, dan serangan penyakit. Justru, banyak petani mengalami kerugian akibat kondisi ini.
Siklus musim yang teratur dan terpola sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai. Jadi, seolah-olah petani hanya mengandalkan keramahan alam agar cabainya dapat tumbuh sehat dan melimpah. Jika musim hujan tiba, mereka enggan bertanam cabai, karena faktor kegagalannya akan sangat tinggi. Akibatnya, satu waktu produksi cabai melimpah karena petani menanamnya secara serempak. Di lain waktu, produksi cabai sedikit, karena petani tidak banyak yang bertanam cabai karena takut gagal oleh faktor cuaca.
Sebenarnya hal ini bisa disiasati. Kini perkembangan teknologi pertanian memungkinkan untuk memanipulasi faktor-faktor pertumbuhan tanaman cabai agar bisa mendekati persyaratan ideal, meskipun ditanam di luar musimnya. Teknologi ini di antaranya penggunaan varietas benih yang tepat, penggunaan mulsa plastik hitam perak, aplikasi teknologi EMP, aplikasi teknologi bokasi, dan pemilihan lokasi serta pola tanam yang tepat.
Pada kelima teknologi tanam cabai tersebut, akan dijelaskan berbagai metode dan penerapannya secara praktis dalam buku “5 Jurus Sukses Bertanam Cabai Musim Hujan dan Musim Kemarau”. Buku terbitan AgroMedia Pustaka ini akan membantu petani dalam bertanam cabai pada setiap musim sehingga mereka bisa panen cabai sepanjang tahun.
Di dalam buku yang ditulis oleh Ir. Wahyudi ini akan dijabarkan juga berbagai jurus jitu sukses bertanam cabai menurut prosedur standar, muali dari pemilihan kultivar, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, hingga panen dan pascapanen. Selain itu, ia juga melengkapinya dengan analisis usaha sebagai gambaran Anda dalam memulai usaha ini.