Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dengan iklim tropis menjadi limpahan rezeki bagi pebisnis tanaman buah. Kesuburan tanahnya sangat memungkinkan untuk mengembangkan usaha tanaman buah. Prospeknya sangat menjanjikan. Selain karena permintaan produksi buah yang semakin meningkat, juga tersedianya banyak lahan untuk bercocok tanam. Jenis tanaman yang dapat dipilih cukup variatif dan bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
Oleh sebab itu, bibit tanaman selalu dibutuhkan setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan, baik dari kalangan petani maupun untuk kebutuhan umum. Sebagian masyarakat Indonesia sudah sejak lama menjalankan usaha pembibitan tanaman buah. Dahulu para penangkar tanaman buah hanya berkutat pada jenis tanaman buah tertentu, seperti durian. Pasalnya, buah ini paling digemari oleh masyarakat. Mangga dan rambutan juga merupakan buah yang paling dominan ditangkar pembibitan tanaman buah.
Ketiga jenis buah tropis ini mudah untuk diperbanyak. Jenis buah lainnya yang juga sering ditemui di usaha pembibitan di antaranya manggis, jeruk, pisang, dan pepaya. Belakangan ini, penangkar mulai giat mengusahakan pembibitan buah lengkeng dataran rendah. Buah lengkeng berkualitas baik umumnya diperoleh dari dataran tinggi dengan kondisi iklim yang dingin.
Sebelum ada jenis lengkeng dataran rendah, banyak penangkar yang tinggal di dataran rendah membibitkan lengkeng dengan hasil yang relatif mengecewakan. Misalnya, lengkeng yang dihasilkan memerlukan waktu relatif lama untuk berbuah dan buah yang dihasilkan pun berukuran kecil. Masuknya jenis lengkeng dataran rendah membuka peluang bagi penangkar untuk membibitkan tanaman tersebut dengan kualitas bibit yang baik. Pasalnya, lengkeng dataran rendah relatif lebih cepat berbuah daripada lengkeng dataran tinggi.
Selain lengkeng, tren pembibitan tanaman buah saat ini juga terfokus pada buah srikaya. Padahal, dahulu buah ini hampir tidak dilirik oleh pembudidaya tanaman buah. Namun, dengan adanya srikaya jumbo hasil biakan Australia, banyak kalangan mulai meminati buah yang satu ini. Bahkan, srikaya jumbo sempat menjadi buah yang tren di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di daerah Bogor sendiri, sekitar tahun 2007 harga bibit srikaya jumbo mencapai Rp400.000 per tanaman. Namun saat ini, harga bibit tanaman srikaya jumbo sudah turun drastis, yakni berkisar Rp60.000—Rp70.000 per tanaman.
Keadaan di atas menggambarkan dinamika yang terjadi di kalangan penangkar bibit buah-buahan. Jadi, penting bagi seseorang penangkar untuk tahu segala perkembangan tren dan permintaan pasar yang terjadi. Karena itu, seorang penangkar atau pengusaha pembibitan tanaman buah harus update terhadap informasi. Tren di kalangan pembibit tanaman buah tidak bedanya dengan yang terjadi di tanaman hias. Namun, lonjakan harga bibit tanaman buah tidak sehebat loncatan harga tanaman hias.
Dengan banyaknya informasi yang didapat, penangkar akan lebih mudah memutuskan jenis tanaman buah apa saja yang akan diproduksi. Pertimbangan ini terkait juga dengan umur bibit. Jika bibit tidak terjual, otomatis tanaman tetap tumbuh membesar dan menjadi tanaman produksi, bukan lagi disebut tanaman bibit. Situasi ini tentunya akan merugikan pengusaha pembibitan tanaman buah.
Nah, buku Untung Besar dari Bisnis Bibit Tanaman Buah ini akan membantu Anda dalam mengelola usaha pembibitan tanaman secara baik dan menguntungkan. Buku yang ditulis oleh Dr. Ir. M. Rahmad Suhartanto, M.Si dan Endang Gunawan, SP, M.Si ini akan menjawab banyak permasalahan membangun usaha pembibitan tanaman buah dengan cara yang sederhana dan mudah dipahami sehingga bisa diaplikasikan oleh siapa saja.
Di dalam buku terbitan AgroMedia Pustaka ini dibahas segala hal tentang teknis dan tip-tip mengenai bisnis pembibitan tanaman buah, mulai dari kriteria lahan yang cocok untuk usaha, jenis bibit buah yang sedang tren dan banyak dicari, kiat mudah memperbanyak tanaman, sertifikasi pembibitan, jalur pemasaran dan promosi, hingga analisis usaha sesuai skala yang diinginkan.