Reduce, Reuse & Recycle

thumbnail-organik

thumbnail-organikAlam semesta memang sudah menyediakan segalanya bagi kita. Tanah, air, udara, dan banyak lagi. Namun kebanyakan dari kita lupa untuk menjaganya, sehingga dalam beberapa kesempatan, alam pun marah dan murka.

Belakangan kampanye agar hidup sehat terus digalakan oleh berbagai pihak. Konsep kembali bersahabat ke alam dengan beberapa motonya seperti “Back to Nature”, “Go Green”, “Reduce, Reuse & Recycle” kini menjadi gaya hidup.

header-organik

Alam semesta memang sudah menyediakan segalanya bagi kita. Tanah, air, udara, dan banyak lagi. Namun kebanyakan dari kita lupa untuk menjaganya, sehingga dalam beberapa kesempatan, alam pun marah dan murka.

Belakangan kampanye agar hidup sehat terus digalakan oleh berbagai pihak. Konsep kembali bersahabat ke alam dengan beberapa motonya seperti “Back to Nature”, “Go Green”, “Reduce, Reuse & Recycle” kini menjadi gaya hidup, terutama masyarakat yang menetap di perkotaan. Bahkan banyak bermunculan urban farming yang mengubah halaman rumahnya menjadi halaman perkebunan aneka sayuran organik. Ditanam dan dinikmati sendiri, namun bermanfaat bagi lingkungan dan manusia di sekitarnya. Istilah berkebun ini dikenal dengan pertanian organik.

Dalam pertanian organik, segalanya mengacu kepada hukum alam. Tanah, bumi, hewan, dan lingkungan sekitarnya merupakan satu kesatuan yang utuh dan layak dijaga kebersihan dan kelestariannya. Dalam sistem pertanian ini, penggunaan pestisida dan bahan kimia yang merusak lingkungan dan menggangu kesehatan manusia sangat tidak dibenarkan.

Lantas, bagaimana kalau belum mampu menjadi petani organik? Pelajari filosofinya.

Jika dipelajari secara seksama, kembali kepada alam merupakan konsep dasar manusia agar kembali ke fitrahnya. Setiap elemen yang ada di alam juga merupakan bagian dari organ manusia. Ada protein, ada lemak, dan ada karbohidrat. Substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang juga dimakan tersebut berasal dan hidup dari tanah.

Segala hal yang sifatnya berlebihan adalah tidak baik. Meskipun kecil, namun bermanfaat bagi semua orang, sangatlah berarti. Membuang sampah pada tempatnya, menjaga kelestarian lingkungan, dan mendaur ulang sampah misalnya. Ini merupakan contoh sederhana menerapkan filosofi organik.


Informasi lebih banyak tentang kompos dan pemanfaatan sampah organik, bisa kamu dapatkan pada buku berjudul “Bebas Sampah dari Rumah” yang ditulis oleh Dra. Hj. Teti Suryati, M.Pd. Buku yang juga membahas prinsip-prinsip dasar membuat kompos, cara cerdas membuat kompos yang baik, step by step membuat kompos, serta mengenal aneka sampah dan cara-cara mengolahnya.

Sedangkan untuk informasi cara membuat dan merawat halaman organik bisa baca buku “Halaman Organik” karya Soeparwan Soeleman dan Donor Rahayu. Kedua penulis yang juga suami istri ini merupakan pakar organik yang mendirikan Federation of Organic Movement. Selain dijelaskan cara-cara bertani organik, buku ini juga membahas pemanfaatan sampah, dan gaya hidup sehat ala organik.

bebas-sampah-dari-rumah         halaman-organik-ok

belibeli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *